Diskusi Terbuka Kebudayaan Kemanusiaan Nasionalisme Indonesia

- 8 Maret 2020, 18:31 WIB
Diskusi terbuka dengan tema “Kebudayaan Kemanusiaan Nasionalisme Indonesia”, Minggu (8/3/2020) di Graha Minnan   Jl. Kebon Jati No 248 Bandung, yang menghadirkan budayawan LQ Hendarawan (Abah Uci) dan Tokoh Pemuda Tionghoa Sugiharto Gandamihardja.
Diskusi terbuka dengan tema “Kebudayaan Kemanusiaan Nasionalisme Indonesia”, Minggu (8/3/2020) di Graha Minnan Jl. Kebon Jati No 248 Bandung, yang menghadirkan budayawan LQ Hendarawan (Abah Uci) dan Tokoh Pemuda Tionghoa Sugiharto Gandamihardja. /PRIADI/PRFM

BANDUNG, (PRFM) - Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan sebuah Negara dengan keberagaman suku, bahasa dan agama. Keberagaman NKRI juga didukung dengan luas wilayah yang membentang dari Sabang sampai Merauke dengan bentuk kepulauan. 

Dalam rangka mengangkat kembali nilai-nilai budaya, mempererat tali persaudaraan yang berlandaskan kemanusiaan serta memperkokoh Jiwa Nasionalisme Indonesia, Yayasan Minnan Bandung (Hokkian) menggelar diskusi terbuka dengan tema “Kebudayaan Kemanusiaan Nasionalisme Indonesia”, Minggu (8/3/2020) di Graha Minnan Jl. Kebon Jati No 248 Bandung, yang menghadirkan budayawan LQ Hendarawan (Abah Uci) dan Tokoh Pemuda Tionghoa Sugiharto Gandamihardja.

Menurut Abah Uci, sejak kemerdekaan di tahun 1945 hingga kini persatuan dan kesatuan bangsa masih belum juga usai.

Baca Juga: Wagub Jabar Ajak Muslim di Jabar Perkuat Fondasi Siyasah dan Muamalah

“Sejak kemerdekaan 1945 hingga sekarang persatuan dan kesatuan bangsa masih belum tuntas, dan saat ini sentiment bersifat Suku, Ras dan Agama (SARA) semakin subur,” jelasnya.

Abah Uci juga menyoroti terkait Kebudayaan besar bangsa Indonesia masih belum naik kepanggung dunia dan sudah seharusnya saat ini bisa lebih dimunculkan kembali.

Sementara Sugiharto Gandamihardja menjelaskan, bahwa dirinya memang memiliki darah keturunan dari kakeknya yang berasal dari Cina daratan. Meskipun demikian, kakeknya memempunyai peran yang sangat besar dalam perjuangan Bangsa Indonesia di saat kemerdekaan.

“Dulu kakek saya membantu para pejuang di daerah Majalaya, dimana tempat kakeknya dijadikan tempat persembunyian para pejuang, dan memberikan bantuan makanan untuk para pejuang mengusir para penjajah dari Jepang,” ujar Sugi.

Baca Juga: Antisipasi Penyebaran Virus Corona, KBB Hentikan TKA dan Awasi Objek Wisata

Sugi menambahkan, dirinya lahir di Indonesia, dan sudah selayaknya kalau dia menjadi bagian dari bangsa Indonesia, dan memperjuangkan Indonesia menjadi sebuah Negara yang berdaulat dan dihormati oleh negara-negara lain.

Dalam diskusi ini juga, Abah Uci mengingatkan terkait sumber pokok perpecahan di Indonesia seperti Suku, Ras dan Agama menjadi gerbang terbuka lebar yang bisa dimasuki dan dimanfaatkan untuk kepentingan bangsa asing.

Dalam diskusi ini juga hadir dari berbagai kalangan, baik mahasiswa, komunitas dan para pengusaha.

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x