Network
PRFMNEWS - Anggota Komisi IX DPR dari Fraksi PKS, Netty Prasetiyani Heryawan menanggapi wacana yang dikemukan Wakil Presiden Ma'ruf Amin yang meminta adanya dispensasi bagi santri untuk bisa mudik saat lebaran.
Jika direalisasikan, Netty menyebut kebijakan tersebut blunder.
Pasalnya, jika santri masuk pada pengecualian, segmen masyarakat lain juga akan meminta dispensasi.
"Kalau ada pengecualian untuk santri, ini bakal jadi kebijakan blunder," kata Netty saat On Air di Radio PRFM 107.5 News Channel, hari ini Sabtu 24 April 2021.
Baca Juga: Sinopsis Vincenzo Episode 17: Ibunya Dibunuh, Vincenzo Susun Rencana Hancurkan Babel?
Wacana tersebut ujar Netty dapat memantik polemik lain dari kebijakan larangan mudik.
"Apakah nanti akan ada pemeriksaan santri atau bukan, memisahkan santri boleh mudik dan sebagainya. Belum lagi kecemburuan sosial," kata Netty.
Pemerintah lanjutnya, harus lebih bijak dalam menakar dampak dari kebijakan atau wacana yang disampaikan pada situasi pandemi yang belum kunjung usai.
"Kalau muncul wacana seperti itu (santri diperbolehkan mudik) pasti akan muncul kegaduhan. Apalagi masyarakat hari ini sudah sangat membuncah kerinduan untuk pulang kampung," tambahnya.
Baca Juga: Kasal TNI Sebut KRI Nanggala-402 Tenggelam, Penyebabnya Karena Keretakan
Sebelumnya, Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta adanya dispensasi atau pengecualian bagi santri untuk bisa mudik saat lebaran.
Hal itu keluar di tengah kebijakan pemerintah yang memperpanjang larangan mudik mulai 22 April 2021 hingga 24 Mei 2021 mendatang.
"Wakil Presiden minta agar ada dispensasi untuk santri bisa pulang ke rumah masing-masing, tidak dikenakan aturan-aturan ketat terkait larangan mudik yang berhubungan dengan konteks pandemi saat ini," kata Juru bicara Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Masduki Baidlowi seperti dilansir prfmnews.id dari ANTARA, Jumat 23 April 2021.
Baca Juga: Oded Beri Lampu Hijau Izinkan Warga Bandung Gelar Salat Ied, Tapi Harus Simulasi Dulu
Masduki mengatakan, dispensasi mudik lebaran bagi para santri dirasa sangat penting, sebab mereka perlu bertemu orang tua setelah menempuh pendidikan asrama di pondok pesantren.
Dispensasi kepada santri ini telah diterapkan oleh Jawa Timur sehingga daerah-daerah lain diminta untuk ikut memberikan kemudahan bagi santri untuk pulang.***
