Puncak Musim Hujan Diprediksi Terjadi pada Hari Ini 31 Januari 2021

- 31 Januari 2021, 18:46 WIB
Ilustrasi hujan
Ilustrasi hujan //PRFM

PRFMNEWS – Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menyampaikan soal prediksinya terkait puncak musim hujan di wilayah selatan Indonesia. LAPAN menyebut puncak musim hujan yang terjadi di wilayah selatan Indonesia terjadi pada 31 Januari 2021.

Hal itu disampaikan Peneliti Sains Atmosfer Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer LAPAN Dr. Erma Yulihasti, Minggu 31 Januari 2021. Menurutnya, periode puncak hujan tersebut dikonfirmasi oleh aktivitas pertumbuhan awan dan hujan di selatan Indonesia yang semakin menguat sejak 27-31 Januari, dengan maksimum hujan terjadi pada 29 Januari dan akan persisten hingga 31 Januari.

Selain itu, potensi peningkatna hujan di selatan Indonesia terjadi secara merata mulai Sumatera bagian selatan hingga Pulau Alor.

Baca Juga: LINK STREAMING Sinetron Ikatan Cinta RCTI Malam Ini, Mulai Tayang Pukul 19.30 WIB

Adapun, hujan harian yang secara konsisten terjadi dimulai sekitar pukul 12.00 WIB. Di sebagian besar wilayah tersebut tak hanya mengalami peningkatan secara intensitas, namun juga durasi hujan.

Beberapa kawasan, bahkan mengalami durasi hujan yang lama atau terjadi secara persisten dari pukul 12.00 WIB hingga malam hari pukul 21.00 WIB.

Erma menuturkan peningkatan hujan siang hingga malam hari yang merata di selatan Indonesia ini terjadi karena pembentukan konvergensi skala meso yang memanjang di atas daratan, khusus untuk Pulau Jawa pusat konvergensi terjadi di bagian tengah dan timur.

 

Baca Juga: West Ham vs Liverpool Liga Inggris, Berikut Link Streaming dan Ulasan Singkat Jelang Laga

"Oleh karena itu, hujan deras, bahkan ekstrem berpotensi terjadi sebagian besar wilayah Jawa bagian tengah, dengan pola dan arah pergerakan hujan yang terjadi serentak dari selatan menuju utara," kata Erma dilansir ANTARA.

Berdasarkan prediksi terhadap kawasan yang mengalami konsentrasi hujan, hujan deras mulai terjadi sejak siang hari di sekitar Tasikmalaya hingga Purwokerto dan akan bergerak secara simultan menuju kawasan pesisir utara, yang memanjang dari Cirebon hingga Jepara dan sekitarnya.

Menurut Erma, kondisi ini patut diwaspadai karena dapat meningkatkan potensi kejadian ekstrem yang berkaitan dengan hujan ekstrem dan angin kencang, serta bentuk cuaca ekstrem lainnya di kawasan tersebut.

Baca Juga: Viral Motor Hampir Tertabrak Kereta Api di Bandung, PT KAI Bakal Pasang CCTV: Pelanggar Bisa Dipenjara

Untuk wilayah Jawa Timur, daerah konvergensi akan terbentuk di sekitar Mojokerto, Pasuruan, Probolinggo dan sekitarnya, dan hujan akan mengalami pembentukan awal dari Malang dan sekitarnya serta akan bergerak menuju utara, yaitu kawasan pesisir utara yang membentang dari Pasuruan hingga Probolinggo.

Sedangkan kawasan di bagian timur akan mengalami hujan maksimum sepanjang hari, yang membentang dari pulau Bali hingga pulau Alor dekat Timor Leste dengan konsentrasi hujan tertinggi terjadi di wilayah sekitar perairan Timor.

Untuk wilayah Jawa bagian barat, Erma menyebut akan terjadi hujan sore hari secara konsisten setiap hari di kawasan Bogor dan sekitarnya, lalu mengalami pergerakan menuju ke utara hingga wilayah Jakarta dan sekitarnya pada sore hingga malam hari.

Baca Juga: PSBB Jawa-Bali Tahap 2 Berlangsung, Presiden Jokowi: Saya Lihat Kita Tak Tegas dan Tak Konsiten

Hal ini membuat Jakarta akan mengalami hujan pada sore hingga malam hari yang berasal dari suplai kelembapan dari selatan. Jakarta juga akan mendapatkan suplai kelembapan dan pergerakan hujan dari arah barat yang berasal dari kawasan Serang, Banten.

Selain itu, Jakarta juga akan mengalami hujan dini hari hingga pagi hari yang dipengaruhi oleh konveksi dari laut Jawa dan selat Sunda.

"Hujan dini hari ini secara konsisten berpotensi berlanjut hingga akhir bulan, seiring dengan penguatan angin utaraan dan angin baratan akibat pertumbuhan dua depresi tropis yang berpotensi menjadi Siklon Tropis di Benua Australia," kata dia.

Baca Juga: Satpol PP Jabar Sebut Total Denda Pelanggaran Protokol Kesehatan Capai Rp155 Juta

Intensitas dan durasi serta penambahan puncak hujan di Jakarta tersebut terjadi, karena di wilayah itu terdapat pembentukan konvergensi angin baratan yang berasal dari Samudra Hindia dan angin utaraan atau angin barat lautan yang berasal dari Laut Jawa atau Selat Sunda.

Erma menambahkan kondisi ini patut diwaspadai, karena selain hujan yang bersifat lokal tersebut, Jakarta juga mengalami potensi ancaman berupa aliran air dari Bogor dan sekitarnya. Untuk itu, pihak terkait bisa mempersiapkan diri terhadap risiko banjir yang dapat terjadi di Ibu Kota Jakarta.***

Editor: Haidar Rais

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah