ARSSI Beberkan Perbedaan Rapid Test Antigen dengan Rapid Test Antibodi

- 17 Desember 2020, 17:49 WIB
Calon penumpang menjalani rapid test di Bandara Husein Sastranegara, Kota Bandung, Minggu, 13 Desember 2020. Bandara tersebut merupakan salah satu lokasi rapid test antigen.
Calon penumpang menjalani rapid test di Bandara Husein Sastranegara, Kota Bandung, Minggu, 13 Desember 2020. Bandara tersebut merupakan salah satu lokasi rapid test antigen. /Pikiran Rakyat/

PRFMNEWS – Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Manvest) Luhut Binsar Panjaitan menyatakan bahwa masyarakat yang pergi keluar kota diminta untuk mengikuti rapid test antigen Covid-19.

Padahal sebelumnya rapid test yang beredar di masyarakat yakni rapid test antibodi. Alasannya, Luhut menilai rapid test antigen memiliki sensitivitas yang lebih baik ketimbang rapid test antibodi.

Lantas, apa perbedaan rapid test antibodi dengan rapid test antigen menurut dunia medis?

Baca Juga: Larang Konvoi Saat Malam Tahun Baru, Polisi: Kami Tak Berikan Akses Jalan

Ketua Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) Skup Bandung Raya, dr. Tammy Siarif tak menyangkal pernyataan Luhut soal rapid test antibodi dan antigen. Secara sensitivitas, memang rapid test antigen lebih akurat ketimbang rapid test andibodi.

“Antigen itu dia bisa mendeteksi adanya virus pada fase dini. Sebelum antibodi keluar, antigen-nya sudah ada dulu,” ungkapnya saat on air di Radio PRFM 107,5 News Channel, Kamis 17 Desember 2020.

Ia menjelaskan, kalau diibaratkan virus ini adalah pencuri, maka rapid test antigen ini mendeteksi adanya “pencuri” atau virus dalam diri kita. Sementara rapid test antibodi itu dilakukan untuk mengecek “polisi” atau proteksi alami tubuh kita saat kedatangan makhluk asing.

Baca Juga: Malam Tahun Baru, 8 Pintu Masuk Utama Kota Bandung Ditutup

Tammy menyebut, antibodi sebenarnya muncul ketika sudah ada virus atau makhluk asing yang hinggap di tubuh manusia. Antibodi tersebut biasanya terbentuk selama minimal satu minggu setelah ada virus yang masuk ke tubuh.

“Kalau antigen itu kita mendeteksi ‘pencurinya’ sementara kalau antibodi, itu mendeteksi ‘polisinya’. Jadi kalau ada pencuri datang kan polisi belum tentu ada, setelah ada laporan itu baru datang. Jadi kalau antibodi itu memeriksa polisinya ‘sudah datang belum?’ kalau ada polisi itu ada pencuri,” ungkapnya.

Selain itu, dilihat dari cara pengambilan sampel tubuh pun rapid test antigen dan antibodi dilakukan dengan cara yang berbeda. Rapid test antigen dilakukan seperti layaknya pengambilan sampel PCR atau dengan cara diusap (swab).

Baca Juga: Update Corona di Indonesia: Tren Penambahan Kasus Positif Terus Menanjak, Hari Ini Naik 7.354

 

“Pemeriksaan antibodi lebih mudah, karena yang diambilnya lewat darah. Kalau antigen, diambilnya dengan swab. Swab sendiri adalah cara pengambilan, swab itu diambilnya lewat hidung dan tenggorokan. Untuk itu petugas yang mengambilnya harus orang yang ahli untuk bisa mengambil dengan tepat sehingga hasilnya bisa keluar dengan cepat,” kata dia.

Kendati demikian, pemeriksaan PCR masih jauh lebih akurat ketimbang rapid test.

“Sebetulnya antigen itu pemeriksaannya mirip dengan PCR. Masih akurat PCR, karena kalau PCR itu kita memeriksa komponen virusnya, DNA virusnya, sementara antigen itu dia memeriksa begitu manusia kena virus, berarti ada benda asing yang masuk. Jadi benda asing itu yang diperiksa,” tuturnya.***

Editor: Haidar Rais


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah