Sandiaga Uno Tiba-tiba Angkat Bicara Soal Masjid Al Jabbar, Ada Apa?

22 April 2024, 06:00 WIB
Masjid Raya Al Jabbar di Gedebage Kota Bandung /PRFM

PRFMNEWS - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno ikut angkat bicara terkait kasus viral pungli parkir di Masjid Raya Al Jabbar di Gedebage, Kota Bandung, Jawa Barat.

Menurut Sandiaga, digitalisasi pembayaran parkir sangat ia rekomendasikan agar tidak ada lagi pungli di Masjid Raya Al Jabbar.

Dengan penggunakan teknologi digital, kata Sandiaga, pariwisata berkualitas dan berkelanjutan bisa semakin kuat di Indonesia.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno saat meresmikan hotel Moritz Smart di Jalan Cihampelas No.179, Kota Bandung, Minggu 19 Juni 2022. PRFMNEWS.ID

"Programnya itu seperti apa? Mungkin, kita bisa melakukan digitalisasi untuk ruang parkir. Kita juga bisa melakukan pelatihan kepada calo yang tertangkap dan yang 'memalak' untuk diberikan alternatif pekerjaan yang lebih sesuai dengan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan," ujarnya ketika di acara Road to Run For Independence Day (RFID) 2024 di Jakarta, Minggu 21 April 2024.

Sandiaga menyatakan, dirinya mendukung penindakan tegas praktik pungli dan merekomendasikan pemberian program pelatihan keterampilan bagi pelaku pungli agar tidak lagi melakukan pungli melainkan memiliki alternatif pekerjaan.

Ia menuturkan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Pariwisata Jawa Barat terkait masalah maraknya pungutan liar di area Masjid Al Jabbar seperti pungutan liar parkir.

Sandiaga Uno juga mengaku telah mendengarkan pernyataan dari Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin yang akan menindak tegas pelaku pungli karena kejadian pungli terus berulang.

"Karena ini terus berulang, apalagi kita sekarang sudah memiliki datanya ditindak tegas saja dan diberikan tentunya sebuah program agar ini tidak terulang lagi ke depan," tuturnya.

Sebelumnya diberitakan PRFM, seorang warga mengaku kapok ke Masjid Raya Al Jabbar, Gedebage, Kota Bandung lantaran harus bayar pungli parkir kendaraan berkali-kali.

Melalui akun Twitter (X) @petanirumah, warga tersebut menceritakan kronologi dirinya saat mengunjungi Masjid Raya Al Jabbar belum lama ini.

Warga tersebut awalnya hendak menunaikan sholat Isya di Masjid Raya Al Jabbar. Ia pergi bersama anak dan istrinya menggunakan mobil.

"Setelah Maghrib dari Jatinangor rencana langsung ke Ciparay. Berangkat 2 mobil namun di tengah jalan memutuskan untuk singgah sholat Isya ke mashid megah Al Jabbar di Kota Bandung," tulisnya.

Ketika memasuki kawasan Masjid Raya Al Jabbar, dirinya bergegas mencari lahan parkir. Setelah mendapatkan parkir lalu turun dari mobil, seorang petugas parkir menghampiri dan meminta uang "seikhlasnya".

Petugas parkir itu tadinya ditawarkan uang Rp2 ribu oleh si pemilik mobil, namun menolak. Ditawari uang Rp5 ribu masih belum menerima. Ketika ditawari uang Rp10 ribu baru diterima.

"Saya kasih aja (Rp10 ribu). Karena sudah adzan Isya dan buru-buru biar bisa jamaah," kata warga via akun Twitter @petanirumah.

Warga ini sempat terlahangi proses masuk masjid lantara tidak membawa plastik untuk menitipkan sepatu.

Ia kemudian harus membeli plastik seharga Rp5 ribu untuk menitipkan sepatu. Warga tersebut kemudian bisa menunaikan sholat di Masjid Raya Al Jabbar.

Namun selesai sholat, ia sempat bersitegang dengan pertugas penitipan sepatu.

"Lanjut ke tempat titip sepatu. Ternyata sepatu saya nggak di temukan. Sekitar 30 menit menunggu akhirnya saya tanya ke petugasnya. Padahal tanya baik2 petugas nya nyolot bilang kalau sepatu saya mungkin bukan di sini tapi di tempat sepatu wanita. Bahkan petugas lain dengan kata kata nggak enak Saya di suruh cari di tempat lain," tuturnya.

"Emangnya saya pikun lupa letak sepatu di mana. Saya tegaskan kalau saya titip di sini dan ini nomornya. Akhir petugas lain bantuin. Ternyata sepatunya ada di bawah kaki dia," tambahnya.

Balik ke parkiran mobil, ternyata petugas parkir udah berbeda orangnya namun masih pakai rompi yang sama.

Petugas parkir itu kemundian minta lagi uang Rp10 ribu dengan kata "seikhlasnya" di awal.

"Karna malas debat saya kasih 10 ribu. Saya di pintu keluar bayar parkir lagi 5 ribu. Waktu saya saya bilang udah bayar 2 kali 10 ribu di dalam petugasnya hanya senyum senyum aja," kata korban pungli.

"Karna di luar macet ada satu petugas pakai rompi yang bantu keluar. Sambil ngulurkan tangannya minta seikhlasnya lagi. Karna udah kesal saya nggak kasih," tutupnya.***

Editor: Indra Kurniawan

Tags

Terkini

Terpopuler