Network
PRFMNEWS - Makanan ringan atau camilan merupakan salah satu makanan yang cukup digemari oleh banyak orang dari usia anak-anak hingga dewasa.
Camilan ini memiliki tekstur yang kenyal sehingga membuat kita merasa ingin mengunyahnya terus menerus.
Namun, kebanyak camilan yang dikonsumsi memiliki kandungan tinggi gula sehingga berbahaya dikonsumsi karena bisa menyebabkan kadar gula darah meningkat.
Baca Juga: Kapolresta Bandung Sambangi SMP PCI Baleendah, Cegah Kenakalan Remaja Sejak Dini
Dilansir prfmnews.id dari kanal dr. Cahyo EDUKES, dr. Cahyo mengungkapkan camilan yang aman dikonsumsi bagi penderita diabetes.
Selain itu, camilan tersebut juga dapat menstabilkan gula darah dalam tubuh.
Jelly yang dimaksud dr. Cahyo untuk menstabilkan gula darah yaitu kolang-kaling.
Kolang-kaling sendiri memiliki kandungan rendah indeks glikemik yang berkisaran 55 kebawah.
Selain memiliki rendah indeks glikemik, kolang-kaling juga mengandung rendah kalori, karbohidrat, lemak jahat dan tinggi serat.
Kolang-kaling juga bisa sebagai makanan untuk menggantikan nasi putih.
Baca Juga: Menteri PUPR Ungkap Progres Pembangunan Tol Cisumdawu, Target Seksi 2-4 Beroperasi Desember 2022
“Sehingga kolang-kaling bisa dimanfaatkan sebagai makanan tambahan agar penderita diabetes tetap kenyang saat mengurangi konsumsi nasi,” ujarnya.
Dokter Cahyo menyebutkan bahwa kolang-kaling juga membantu dalam mencegah terkena kolesterol tinggi dan hipertensi.
“Kandungan lemak yang juga rendah dan didominasi lemak tak jenuh yang baik bagi kesehatan ditambah dengan serat yang tinggi, ini akan menurunkan kadar kolesterol jahat pada orang diabetes. kolang-kaling juga tinggi kalium yang mampu mengontrol tekanan darah,” jelasnya.
Baca Juga: Komnas PA Jabar akan Lakukan Pemeriksaan Psikologi Anak Korban Kekerasan Oknum Polisi di Cirebon
Dokter Cahyo menyarankan untuk mengkonsumsi kolang-kaling sebagai cemilan disekitaran pukul 09.30 WIB.
Lalu bisa juga konsumsi kolaing-kaling disekitaran 15.30 WIB dan pukul 21.00 WIB.
Perlu diingat, mengkonsumsi kolang-kaling harus dalam keadaan tidak tercampur bahan pemanis dan santan lainnya.
“Perhatikan, konsumsi kolang-kaling ini tidak dalam bentuk kolak yang ditambahkan pemanis dan santan,” tutup dr. Cahyo.***
