Kamu Suka Makan Berlebihan saat Stres? Mungkin Itu Emotional Eating

13 Februari 2024, 16:30 WIB
Ilustrasi makan. /Freepik/@KamranAydinov

PRFMNEWS - Sebagian besar masyarakat Indonesia rupanya masih memiliki gaya hidup buruk, terutama soal pemenuhan gizi harian melalui perilaku makan.

Karena menurut sebuah penelitian diinisiasi oleh Health Collaborative Center (HCC) sebanyak 47 persen orang Indonesia disebut suka melampiaskan stres dengan makanan, atau perilaku emotional eating.

Dengan hasil tersebut menunjukkan bahwa hampir setengah populasi Indonesia menggunakan makanan sebagai bentuk kompensasi emosional mereka dalam menghadapi tekanan hidup.

Baca Juga: Bahaya! Jangan Makan Telur Bersamaan dengan 10 Makanan dan Minuman Ini

Lalu apa itu sebenarnya emotional eating?

Emotional-eating adalah pola makan yang didorong secara perasaan emosi seperti sedih, serakah, egois, sehingga makan berlebihan.

Makan menjadi pelarian karena saat makan mereka merasa nyaman dan menenangkan. Emotional-eating (makan secara emosional/rakus) jika tidak dikendalikan tak hanya merusak bentuk tubuh namun juga kesehatan.

Pada saat stres, tubuh mengalami peningkatan hormon kortisol sebagai respon dari stres. Saat ini, Anda juga mengalami peningkatan nafsu makan sebagai upaya tubuh dalam menyediakan energi yang dibutuhkan untuk merespon stres. Pada akhirnya, Anda akan mencari makanan untuk memberi kenyamanan pada Anda.

Emotional eating biasanya dihubungkan dengan perasaan negatif, seperti saat kamu sedang merasa kesepian, sedih, gelisah, takut, marah, bosan, atau stres.

Emosi ini biasanya menyebabkan kamu untuk makan lebih banyak tanpa berpikir makanan apa saja dan sudah berapa banyak yang kamu makan.

Jika hal ini dilakukan secara terus-menerus, tidak menutup kemungkinan emotional eating dapat memengaruhi berat badan dan kesehatanmu.

Banyak pemicu yang akan membuat seseorang merasakan emotional eating. Mengacu pada sebutannya, tentunya kebiasaan ini bisa didorong oleh emosi, tetapi terdapat masalah-masalah dalam kehidupan juga dapat turut andil.

Contohnya seperti tekanan pekerjaan, kekhawatiran, masalah kesehatan, dan konflik hubungan. Emotional eating akan berkembang menjadi masalah apabila hal ini sudah terlalu sering untuk dilakukan, apalagi dengan makanan yang tidak sehat.

Baca Juga: Terbukti Sebagai Mitos, Ternyata Mandi Malam Tidak Menyebakan Penyakit Rematik

Tips hentikan emotional eating

Buat kamu yang ingin mengatasinya mulai dari sekarang? Berikut ini tips untuk menghentikannya, keep scrolling gengs!

1. Kontrol pikiranmu

Tekankan pikiran bahwa makan bukan untuk mengatasi masalah emosi.Temukan cara lain untuk mengatasi stres, misalnya tuangkan emosi lewat tulisan di jurnal, relaksasi dengan membaca buku, atau lampiaskan dengan menyibukkan diri berkebun.

Diperlukan waktu untuk mengubah pola pikir kamu dari meraih makanan menjadi terlibat dalam bentuk-bentuk penghilang stres lainnya. Jadi bereksperimen lah dengan berbagai kegiatan untuk menemukan apa yang cocok untukmu.

2. Ubah pola makan jadi lebih sehat

Rasa lapar yang dipicu oleh emosi sering kali memungkinkan kamu untuk memakan banyak makanan tanpa memperhatikan apakah baik untuk tubuh atau tidak. Oleh karena itu, ada baiknya untuk mengendalikan diri dengan memakan makanan yang sehat, tetapi bisa menenangkan tubuh.

Tambahkan lebih banyak protein untuk asupan harian, seperti daging, makanan laut, telur, produk susu, minuman kedelai, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Sebagai tambahan, kamu bisa memperbanyak konsumsi makanan yang kaya akan vitamin D untuk meningkatkan suasana hati, meliputi susu, sereal, telur, dan jamur.

3. Berhati-hatilah dengan apa yang dimakan

Dengan mengubah pola makan, maka kamu bisa lebih waspada dan memperhatikan kembali jenis camilan yang akan dimakan. Hal ini disebabkan karena makanan tertentu akan cenderung memicu munculnya emotional eating.

Saat tengah berbelanja dan memilih camilan, maka ketahui dengan jelas camilan apa yang baik dikonsumsi saat kamu merasa stres atau sedih. Jangan sampai makanan tersebut justru malah memperburuk kesehatanmu.

Baca Juga: Hati-hati, 11 Hal ini Bisa Bikin Kamu Jadi Gemuk

4. Gerakkan tubuh untuk mengurangi stress

Beberapa orang merasa lega karena berolahraga secara teratur. Jalan-jalan atau jogging di sekitar blok atau rutinitas yoga kilat dapat membantu terutama di saat-saat emosional. Yoga teratur dapat menjadi langkah pencegahan yang berguna untuk membantu meredakan keadaan emosi seperti kecemasan dan depresi.

5. Cobalah meditasi

Mengambil napas dalam-dalam adalah metode meditasi sederhana yang dapat Anda lakukan hampir di mana saja. Duduklah di tempat yang tenang dan fokuslah pada nafasmu, biarkan perlahan-lahan mengalir masuk dan keluar dari lubang hidung.

6. Cobalah perhatian penuh

Mindfulness memiliki banyak manfaat untuk kesehatan mental. Ini menjadi cara yang ampuh untuk mengelola kecemasan dan depresi. Itu juga telah terbukti mengurangi stres makan.

Jika menemukan bahwa stres, suasana hati yang buruk, atau kecemasan adalah pemicu rasa ingin makan, praktik mindfulness dapat membantu.

7. Membuat jadwal makan

Menjadwalkan makanan dapat membantu menahan rasa lapar secara fisik. Rasa kenyang juga dapat membantu menahan rasa lapar secara emosional. Menjadwalkan makanan tidak berarti kamu perlu menyiapkan makanan untuk seminggu.

Sebagai gantinya, pertimbangkan untuk membuat rencana makan mingguan yang mencakup sarapan, makan siang, makan malam, dan camilan. Kemudian, tetapkan jam berapa akan makan setiap kali makan.

8. Pilih camilan sehat

Cobalah mendapatkan camilan sehat, seperti buah atau sayuran segar, dan makanan rendah lemak dan rendah kalori lainnya.

Dan jangan lupa tetap minum air putih yang cukup agar tidak dehidrasi dan membantu metabolisme tubuh berjalan dengan baik.

Nah, itulah beberapa hal yang perlu kamu pahami seputar emotional eating, yakni makan secara berlebihan saat stres. Semoga bermanfaat, ya,gengs. Stay safe and healthy!***

Editor: Rifki Abdul Fahmi

Tags

Terkini

Terpopuler