Halmahera Group, Spesialis Masalah Orthopedi dan Rehabilitasi Medis di Jawa Barat

- 16 Februari 2020, 20:13 WIB
Pendiri RSKB Halmahera Prof. Dr. M. Ahmad Djojosugito, dr., Sp.OT., MHA. / DOK. RSKB HALMAHERA SIAGA
Pendiri RSKB Halmahera Prof. Dr. M. Ahmad Djojosugito, dr., Sp.OT., MHA. / DOK. RSKB HALMAHERA SIAGA /

BANDUNG, (PRFM) - Rumah Sakit Khusus Bedah (RSKB) Halmahera Siaga, yang didirikan pada tahun 1992 oleh Prof. Dr. M. Ahmad Djojosugito, dr. Sp.OT., MHA., adalah rumah sakit pionir dalam bidang orthopedi dan traumatologi di Jawa Barat.

Saat ini selain menjadi pusat rujukan untuk orthopedi dan traumatologi, RSKB Halmahera Siaga terus berkembang dengan melayani kasus bedah lainnya dan kasus non bedah.

Setelah memantapkan posisinya sebagai rumah sakit rujukan ortopedi. di tahun 2016 Halmahera Group mulai mengembangkan klinik rehabilitasi medis dengan membuka Klinik Utama Halmahera Medika.

Direktur Klinik Utama Halmahera Medika dan Wadir Umum dan Keuangan RSKB Halmahera Siaga, Hang Dimas Santoso.
Direktur Klinik Utama Halmahera Medika dan Wadir Umum dan Keuangan RSKB Halmahera Siaga, Hang Dimas Santoso.

Selain melayani fisioterapi untuk masalah otot dan tulang, klinik ini juga melayani rehabilitasi untuk tumbuh kembang anak, stroke, cedera olahraga, dan cedera kerja.

Mengenai rehabilitasi medis, mayoritas masyarakat di Indonesia belum menyadari betapa pentingnya hal tersebut. Pengobatan terhadap tulang yang patah bukan hanya sekedar menyambung tulang belaka, tetapi yang lebih penting adalah untuk pengembalian fungsi tulang dan sendi secara normal.

Tujuan utama rehabilitasi medis adalah mengatasi masalah pasien baik fisik maupun mental. Hal ini dilakukan untuk mengembalikan kemampuan dan kualitas hidup pasien seperti semula.

Masalah yang timbul pada tulang pun tidak selalu disebabkan oleh hal - hal berat seperti cedera olahraga atau cedera kerja. Namun lebih banyak disebabkan oleh pola hidup sehari - hari yang salah, seperti posisi duduk, posisi membaca, atau cara mengangkat beban berat.

Kasus terbanyak yang ditimbulkan oleh permasalahan pola hidup ini adalah nyeri punggung bawah. Kurangnya informasi mengenai hal ini bahkan menyebabkan nyeri punggung bawah menjadi penyebab disabilitas terbanyak di seluruh dunia.

Halaman:

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah