Sikapi Kasus Perundungan di KBB yang Sebabkan Korban Tewas Karena Depresi, Pj Gubernur Jabar Lakukan Hal ini

14 Juni 2024, 08:00 WIB
Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin melaksanakan takziah ke rumah keluarga anak korban _bullying_ di Kelurahan Sukawarna, Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung, Rabu (12/6/2024). /Biro Adpim Jabar /Metro Jabar

PRFMNEWS - Dunia pendidikan di Kabupaten Bandung Barat (KBB) digegerkan dengan tewasnya seorang siswi SMK yang menjadi korban bully atau perundungan oleh teman-temannya selama tiga tahun hingga mengalami depresi.

Sebelum meninggal dunia, korban sempat dirawat di Rumah Sakit Jiwa karena diduga mengalami perundungan secara psikis dari teman sekelasnya selama tiga tahun hingga depresi dan mengalami gangguan jiwa.

Menyikapi hal ini, Pj Gubernur Jawa Barat (Jabar) Bey Machmudin telah menginstruksikan Dinas Pendidikan bersama Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Keluarga Berencana (DP3AKB) untuk menangani kasus perundungan ini.

Tak hanya itu, Bey juga meminta Dinas Pendidikan (Disdik) untuk mengkaji kasus perundungan ini.

Baca Juga: Seorang Santri Korban Bully Jadi Pelaku Pembunuhan, Kapolresta Bandung Sampaikan Pesan untuk Pelajar

"Saya sudah minta Plh. Kadisdik untuk betul-betul dikaji, jadi nanti bagaimana caranya apakah harus ada laporan dari setiap guru kepada orang tua atau seperti apa," ujar Bey Machmudin di Bandung, Kamis, 13 Juni 2024.

Bey mengatakan telah menemui keluarga korban di rumah neneknya di Kelurahan Sukawarna, Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung, pada Rabu kemarin. Rumah korban sebenarnya berlokasi di Kampung Centeng, Desa Cihanjuang, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat. Namun keluarga memutuskan memakamkan korban di permakaman keluarga dekat rumah neneknya.

Dalam kesempatan tersebut Bey menyampaikan duka cita mendalam atas meninggalnya korban.

"Saya kemarin mengunjungi dan menyampaikan duka cita mendalam," kata Bey.

Baca Juga: Ternyata ini 2 Alasan Menkop UKM Takut Aplikasi Baru Asal Cina Lebih ‘Kejam’ dari TikTok Masuk Indonesia

Pernah dikeluhkan

Perundungan yang diduga dialami korban selama tiga tahun muncul tiba-tiba setelah viral di media sosial. Sang ibu mengatakan pernah mendapatkan keluhan dari anaknya bahwa telah di-bully temannya, namun meminta tidak menjadikannya masalah karena ingin fokus belajar. Pihak kepala sekolah pun mengaku tidak mendapatkan laporan ada perundungan dari orang tua.

Atas fenomena ini, Bey meminta pihak sekolah, orang tua, dan stakeholders agar aktif bekerja sama mencegah perundungan. Inisiatif dan keberanian melapor adalah hal yang sangat penting.

"Kami minta semua pihak harus ada upaya yang masif, jangan sampai terulang lagi," ujar Bey di Bandung, Kamis kemarin.

Pempov Jabar sendiri sejak 2023 telah memiliki program Stopper (Sistem Terintegrasi Olah Pengaduan Perundungan) dengan tagline 'Tiga Berani' yakni Berani Bicara - Berani Lapor - Berani Menolak.

Stopper Jabar yang sudah terintegrasi dengan aplikasi Sapawarga. Melalui Stopper yang ada di Sapawarga, siswa korban, orang tua, atau teman korban bisa yang mengetahui ada perundungan bisa melapor melalui WA, QR Code, dan website yang akan ditindaklanjuti oleh pihak sekolah.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi

Terkini

Terpopuler