[Bagian 4] Bandara Nusawiru, Hidup Segan Mati Pun Enggan: Diramalkan Sejak Dulu, Sempat Jadi Tempat Uji Nyali

6 April 2021, 13:04 WIB
Bandara Nusawiru di Cijulang, Kabupaten Pangandaran. /Tommy Riyadi/prfmnews.id

PRFMNEWS - Bandara Nusawiru yang terletak di Dusun Kalensari, Desa Kondang Jajar, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran ternyata sudah diramalkan sejak ratusan tahun silam.

Kawasan sekitar Bandara yang relatif tidak terlalu banyak hambatan geografis, dan berada diantara lembah dan pantai, boleh jadi menyebabkan ramalan ratusan tahun lalu mencuat.

“Jadi konon orang dulu sudah mengatakan bahwa Nusawiru bakal ramai, karena jadi tempat eunteup papatong (tempat berkumpulnya capung). Mungkin yang dimaksud bakal jadi bandara ya, karena capung itu ibarat helikopter, pesawat lah,” kata Kepala Bandara Nusawiru, Hendra Gunawan.

Baca Juga: [Bagian 3] Bandara Nusawiru, Hidup Segan Mati Pun Enggan: Menunggu Nusawiru yang Baru, dari TOD Hingga Subsidi

Dalam kisah yang tercatat pada sebuah buku yang menceritakan tentang kawasan Cijulang, dituliskan bahwa kawasan tersebut dahulunya merupakan hutan belantara yang konon dihuni banyak makhluk halus. Bahkan kawasan tersebut memiliki silsilah Sunan Raja Mandala (salah satu keturunan Kerajaan Pajajaran).

Hendra menceritakan, di lokasi Bandara saat ini terdapat sejumlah patilasan (situs) yang dianggap sakral oleh masyarakat sekitar. Saat pembangunan Bandara, ada situs yang akhirnya rusak, dan masyarakat sekitar mengkaitkan peristiwa kecelakaan pesawat Cesna 172 S milik Bandung Pilot Academy (BPA) yang terjadi beberapa waktu lalu.

“Kalau bahasa saya sih, sepertinya orang terdahulu sudah memiliki masterplan pengembangan kawasan Nusawiru ini,” kata Hendra.

Baca Juga: [Bagian 2] Bandara Nusawiru, Hidup Segan Mati Pun Enggan : Merpati (Pernah) Mendarat di Nusawiru

Hendra pun menceritakan, sejumlah stasiun televisi swasta yang fokus pada program misteri, sempat beberapa kali mendatangi Bandara Nusawiru untuk kepentingan syuting program mereka. Namun tidak satu pun dari program tersebut melanjutkan niat mereka dengan berbagai alasan.

“Dulu pernah acara mister Tukul kesini, tapi baru beberapa saat mereka akhirnya memutuskan untuk tidak melanjutkan. Lalu acara Dunia Lain yang host nya Harry Panca juga sama, pernah kesini tapi tidak berlanjut. Katanya sih terlalu banyak gamgguannya,” jelas Hendra.

Seorang kasepuhan asal Cijulang Abah Kundil mengatakan, Sunan Raja Mandala merupakan salah satu keturunan Kerajaan Pajajaran.

"Sunan Raja Mandala dikaruniai lima anak diantaranya Aki Gede atau Sembah Gede, Jang Pati, Jang Singa atau Maung Panjalu, Jang Raga, Jang Langas atau Sembah Agung," kata Abah Kundil.

Baca Juga: [Bagian 1] Bandara Nusawiru, Hidup Segan Mati Pun Enggan

Semua anaknya disebar diutus ke berbagai daerah untuk mengembangkan Agama Islam. Aki Gede,lanjut Abah Kundil, diutus Sunan Raja Mandala ke wilayah Banyumas, Purwokerto yang waktu itu masuk wilayah kerajaan Galuh.

“Di Banyumas, tepatnya di Baturaden yang cirinya ada keramat maqom Batire Raden atau teman Raden," tambahnya.

Sedangkan Jang Pati diutus ke Jambansari Ciamis sementara Jang Singa diutus ke Panjalu sedangkan Jang Raga diutus ke Mangunjaya dan Jang Langas diutus ke Batukaras.

"Sunan Raja Mandala memiliki saudara bernama Liman Sanjaya dan Sanghiang Wiruna yang saat ini maqomnya dilokasi Bandara Nusawiru," beber Abah Kundil.

Baca Juga: Kabar Baik! UMKM Penerima BPUM di Tahun 2020 akan Dapat Lagi BPUM Tahun ini Asal Penuhi Syarat ini

Lokasi tersebut hingga saat ini dikeramatkan oleh masyarakat Cijulang. Dalam uga atau terawangan orang tua dahulu dalam buku sejarah Kacijulangan tersirat warga Cijulang merupakan keturunan Sunan Raja Mandala.

"Nusawiru dulunya bernama Gunung Amparan yang merupakan dataran tertinggi se Nusajawa, tempat tersebut merupakan tempat berkumpulnya para makhluk gaib se-tanah Jawa," jelasnya.

Gunung Amparan merupakan tempat para mahluk gaib merumuskan permasalahan dan yang meng syahkan keputusan dipimpin oleh Sanghiang Wiruna.

"Sanghiang Wiruna akhirnya diberi titel gelar Eyang Prabu Waseh karena sebagai pemutus musyawarah," papar Kundil.

Baca Juga: Viral Abang Ojol Jemput Penumpang Naik Harley Padahal Ongkosnya Cuma Rp13 Ribu

Selain itu dalam buku sejarah Kacijulangan tersirat juga yang kalimatnya, Cijulang ngadeg ku anjeun, mun geus bener jajarana, dicirian ku sumur Bandung nu jadi tangtungan, Tangkal wiru di gunung ampar-amparan. Domdoman nu jadi tangkal kaheman, harendong tempat euntreupna papatong.

"Artinya daerah Cijulang bakal menjadi salah satu daerah yang maju dari berbagai aspek, salah satu contoh, hutan belantara sekarang menjadi Bandara Nusawiru," pungkas Abah Kundil.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi

Tags

Terkini

Terpopuler