Ridwan Kamil Ungkap Ciri-ciri Kelompok yang Tolak Vaksinasi: Terprovokasi dan Korban Hoax

13 Januari 2021, 09:02 WIB
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. /Dok Humas Jawa Barat.


PRFMNEWS - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengungkapkan ada dua kelompok masyarakat yang merespon vaksin Covid-19 di Indonesia yang akan dimulai per hari ini.

Menurutnya, ada kelompok rasional dan irasional. Kelompok rasional adalah mereka yang berpikir secara ilmiah dan berpikir baik. Sedangkan kelompok irasional biasanya mereka merespon dengan emosional dan tidak percaya dengan vaksin.

"Ada juga yang merespon dengan emosional, merespon irasional, tidak percaya, tidak mau dan sebagainya. Biasanya mereka yang tidak percaya dan tidak mau karena tiga hal," ujar Emil sapaan akrabnya dalam video yang diunggah di akun instagramnya @ridwankamil, Rabu 13 Januari 2021.

Baca Juga: Link Live Streaming Jokowi Disuntik Vaksin Covid-19 Sinovac Pagi Ini Pukul 10.00 WIB

Baca Juga: Ini Tahapan Masyarakat Menerima Vaksin Covid-19

Emil memaparkan tiga hal yang membuat kelompok irasional tidak percaya dan tidak mau menerima vaksin Covid-19.

1. Bertanya bukan pada ahlinya
Menurutnya, ada kelompok masyarakat yang bertanya soal vaksin kepada musisi, profesi arsitek, dan lain-lain padahal bukan yang ahli di bidangnya. Sehingga mereka tidak mendapatkan informasi yang benar soal vaksinasi.

2. Terprovokasi
Ada juga kelompok masyarakat yang terprovokasi soal ketidakbenaran vaksin di WhatsApp atau media sosial lainnya.

3.Korban hoax
Emil mengatakan ada juga masyarakat yang tidak percaya dan tidak mau menerima vaksin karena menjadi korban hoax.

Baca Juga: KABAR BAIK ! Ibu Hamil dan Balita Bisa Dapat BLT Rp3 Juta, Ini Syarat yang Perlu Dipenuhi

Baca Juga: Mau Cek Penerima BST Rp300 Ribu? Siapkan NIK KTP, Ini Syarat Penerimanya

Sedangkan untuk kelompok rasional, ia menuturkan, biasanya mereka bertanya tapi kepada orang yang bisa dijadikan referensi.

1. Bertanya ke ahli vaksin
"Dokter juga banyak, tapi tidak semua dokter paham virologi atau vaksin, jadi tanya nya ke dokter yang ahli vaksi," kata Emil.

2. Apakah aman untuk diedarkan?
Terkait pertanyaan ini maka masyarakat bisa bertanya ke BPOM. Sebagai informasi, BPOM sudah mengeluarkan izin penggunaan darurat untuk vaksin Sinovac pada Senin 11 Januari 2021.

3. Apakah Halal?
Pertanyaan ini juga sering dipertanyakan masyarakat. Oleh karena itu Emil meminta masyarakat bertanya hal ini kepada ulama. Perlu diketahui, MUI sudah mengeluarkan fatwa halal vaksin Sinovac pada 8 Januari 2021.

Baca Juga: Bahan Baku Vaksin Corona Tiba di Indonesia, Total 15 Juta Dosis

Baca Juga: Resmi! BPOM Terbitkan Izin Penggunaan Darurat Vaksin Corona

"Karena ini prasyarakat karena mayoritas kita muslim, maka bertanya ke ulama," ucapnya.

Lebih lanjut Emil juga menjelaskan bahwa vaksin Covid-19 Sinovac di Indonesia memiliki tingkat efikasi sebesar 65,3 persen. Angka ini sudah di atas minimal 50 persen yang disarankan oleh WHO.

"Ternyata Alhamdulillah yang di Indonesia tingak efikasinya 65,3 persen, kemudian yang di Brazil litu 78 persen, bahkan di Turki bisa sampai 91 persen. Dan yang di Indonesia, ternyata sekian waktu setelah disuntikan antibodi, munculnya berlimpah, panen 99 persen antibodi," pungkasnya.***

Editor: Rizky Perdana

Tags

Terkini

Terpopuler