PRFMNEWS - Pemerintah Mesir mengatakan, pengiriman bantuan ke Gaza dan evakuasi pemegang paspor asing melalui satu-satunya pintu masuk yang tidak sepenuhnya mereka kendalikan tidak bisa berjalan karena Israel tidak mau bekerja sama. Akibatnya ratusan ton pasokan bantuan kemanusiaan untuk warga Gaza tertahan.
Kairo mengatakan penyeberangan Rafah, yang berpotensi menjadi jalur vital bagi pasokan untuk masyarakat di wilayah kantong Palestina itu, tidak ditutup secara resmi namun tidak dapat dioperasikan karena serangan udara Israel ke Gaza.
Ketika pemboman dan pengepungan Israel terhadap Gaza semakin intensif 2,3 juta penduduk di wilayah tersebut kehilangan aliran listrik, sehingga layanan kesehatan dan air berada di ambang kehancuran, dan bahan bakar untuk generator rumah sakit semakin menipis.
“Ada kebutuhan mendesak untuk meringankan penderitaan warga sipil Palestina di Gaza,” kata Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry kepada wartawan, seraya menambahkan bahwa pembicaraan dengan Israel tidak membuahkan hasil.
“Sampai saat ini pemerintah Israel belum mengambil sikap untuk membuka penyeberangan Rafah dari sisi Gaza untuk memungkinkan masuknya bantuan dan keluarnya warga negara ketiga," katanya dikutip dari REUTERS.
Para pejabat AS berharap Rafah akan beroperasi selama beberapa jam pada Senin malam, kata juru bicara Gedung Putih John Kirby, seraya menambahkan bahwa harapan sebelumnya untuk membuka penyeberangan telah pupus.
Baca Juga: Puluhan Warga Palestina Tewas dalam Serangan Darat Israel Saat Melarikan Diri ke Gaza Selatan