Sumber gempa tersebut menurutnya bagaikan pembangkit tenaga (generator) gempa dahsyat di daratan Turki.
Ketiga, terjadinya gempa susulan berulang setelah 11 menit dengan kekuatan M6,7 dan beberapa jam kemudian terjadi gempa susulan M7,5.
Baca Juga: Kapolres Cimahi Bersinergi dengan Ulama untuk Ciptakan Kondusifitas di Cimahi dan Bandung Barat
Keempat, gempa Turki terjadi di lingkungan dengan struktur bangunan yang tidak bagus sehingga lebih mudah runtuh.
Akibat guncangan gempa dahsyat itu ribuan bangunan terdiri atas rumah, rumah sakit, sekolah, dan blok apartemen hancur.
“Gempa Turki yang sekarang merupakan gempa terbesar di Turki setelah gempa dahsyat sebelumnya pada Desember 1939 yang berkekuatan M7,8 di timur laut Turki, dekat jalur Sesar Anatolia Utara,” jelasnya.
Baca Juga: Persib Kena Denda Lagi, Kini Didenda Rp50 Juta Gara-gara Ulah Oknum Suporter yang Lakukan Pelemparan
Sementara Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menjelaskan, gempa Turki bersumber dari zona Sesar Anatolia Timur yang merupakan zona sesar aktif diiringi dinamika tektonik Lempeng Arab dan Anatolia.
Didukung oleh pernyataan Irwan yang menjelaskan bahwa gempa Turki merupakan gempa dengan mekanisme geser (strike-slip).***