Pengembangan Wisata, Arab Saudi Bakal Izinkan Turis Israel Masuk dan Wanita Boleh Kenakan Bikini

28 Januari 2023, 11:10 WIB
Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman bertemu dengan Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis di Maximos Mansion di Athena, Yunani, 26 Juli 2022. /REUTERS/Louiza Vradi


PRFMNEWS - Arab Saudi saat ini sedang fokus memajukan sektor pariwisata dengan membuka kasino dan hotel di dua pulau. Bahkan, turis dan investor asal Israel boleh datang ke pulau bernama Tiran dan Sanafir.

Melansir dari situs ekonomi Globes, Arab Saudi akan mengizinkan orang Israel menghabiskan liburan mereka di Tiran dan Sanafir dan berencana membangun jembatan yang menghubungkan kedua pulau itu dengan Mesir.

Ini menunjukkan bahwa visi Putra Mahkota, Mohammed bin Salman, termasuk membuka negara itu kepada dunia, melalui proyek pariwisata besar di sepanjang Laut Merah, sampai ke Eilat.

Baca Juga: VIRAL! Video Pegunungan Arab Saudi Berubah Hijau dan Subur, Apakah Kiamat Semakin Dekat?

Penandatanganan perjanjian batas maritim antara Mesir dan Arab Saudi pada tahun 2016 berada di bawah kondisi Israel, asalkan pengalihan kepemilikan tidak bertentangan dengan perjanjian damai di Mesir.

Perjanjian perdamaian antara Mesir dan Israel menetapkan bahwa pasukan multinasional beroperasi di pulau-pulau itu, dan Israel khawatir bahwa demarkasi perbatasan akan mengarah pada kendali Saudi atas pintu keluar dari Eilat, dan ingin menjamin kebebasan pergerakan maritim Israel.

Dalam proyek pariwisata tersebut, seorang pejabat proyek wisata Laut Merah di Arab Saudi mengatakan bahwa Kerajaan tidak akan memberlakukan batasan apapun pada perempuan di dalam proyek tersebut. Dan perempuan di sana dapat dengan bebas mengenakan bikini.

Baca Juga: Arab Saudi Pastikan Video Salju Turun di Masjidil Haram Merupakan Kabar Palsu

“Namun, visi ini akan diwujudkan secara bertahap dan dengan cara yang tidak memiliki signifikansi politik jangka panjang. Ini akan berjalan perlahan,” kata sumber tersebut, seperti dilansir dari Middle East Monitor, Sabtu, 28 Januari 2023.

Mengutip dari Hotelier, seorang senior Travel Trade Director, Loredana Pettinati, mengatakan selama dia berada di UEA, proyek tersebut tidak akan membedakan antara pria dan wanita, abaya tidak wajib, dan bukti pernikahan tidak diperlukan untuk menemani. seorang wanita atau memesan hotel.

“Tidak akan ada larangan bagi perempuan, di seluruh wilayah Arab Saudi,” kata Pettinati.

Baca Juga: Klarifikasi Pusat Meteorologi Nasional Arab Saudi Soal Video Viral Hujan Salju di Masjidil Haram Mekah

“Bahkan jika Anda belum menikah, Anda tidak akan memiliki masalah untuk tinggal di hotel. Kami tidak akan bertanya kepada pria atau perempuan apakah mereka sudah menikah atau tidak saat memesan hotel. Perempuan akan bisa memakai bikini di Laut Merah,” tegas Pettinati.

Kesepakatan yang mengatur perbatasan laut antara Mesir dan Arab Saudi ditandatangani pada tahun 2016 meskipun ada tentangan dari beberapa pihak di Mesir. Tiran dan Sanafir dikembalikan ke Mesir oleh Israel sebagai bagian dari perjanjian damai dan beberapa orang menganggap pulau itu sebagai tanah suci Mesir.

Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi bahkan menunda penyelesaian kesepakatan tersebut meskipun Mahkamah Konstitusi Agung Mesir telah menolak petisi yang menentangnya.

Baca Juga: Kemenag Tegaskan Usulan Biaya Haji 2023 Sudah Perhitungkan Penurunan Paket Haji di Arab Saudi

Sementara itu, Israel menuntut agar pengalihan kepemilikan pulau-pulau itu tidak melanggar perjanjian damai dengan Mesir. Perjanjian damai ini terkait penetapan pasukan multinasional yang dipimpin oleh AS akan beroperasi di sana.

Israel juga khawatir bahwa kesepakatan itu akan mengarah pada kendali Saudi atas pintu keluar dari Teluk Eilat dan ingin memastikan bahwa lalu lintas laut Israel di jalur perdagangan tidak akan dirugikan.

Isu ini muncul dalam diskusi antara negara-negara yang terlibat dalam kesepakatan tersebut, termasuk saat kunjungan Presiden AS Joe Biden ke kawasan tersebut.

Kemudian, menyusul terpilihnya kembali Benjamin Netanyahu sebagai perdana menteri pada akhir tahun 2022. Dalam agenda tersebut ada pembicaraan terkait kedua belah pihak tentang manfaat bagi wisatawan Israel.

Pada tahap ini, muncul solusi yang akan meninggalkan Mesir dengan sisa kedaulatan, sehingga mencapai dua tujuan.

Pertama, Mesir akan memiliki hak veto atas apa yang terjadi di pulau-pulau itu. Kedua, mempertahankan perjanjian damai dan memberikan kesempatan kepada orang Israel untuk berlibur di pulau-pulau tersebut.

Jika begitu, maka pemegang paspor Israel yang memasuki Mesir dari bandara Taba atau Sharm el-Sheikh, akan dapat menghabiskan waktu di hotel dan kasino yang dioperasikan oleh perusahaan Saudi di pulau tersebut.

Namun, visi ini akan diwujudkan secara bertahap dan melalui cara-cara yang tidak memiliki signifikansi politik yang jauh jangkauannya.***

Editor: Rizky Perdana

Tags

Terkini

Terpopuler