Satu dari Tiga Penyintas Covid-19 di Amerika Serikat Alami Gangguan Mental

7 April 2021, 21:05 WIB
Ilustrasi Covid-19. /Dok PRFM.

PRFMNEWS - Para peneliti kesehatan di Amerika Serikat memaparkan, satu dari tiga penyintas Covid-19 (virus corona) mengalami gangguan mental.

Riset penelitian terbaru dari Universitas Oxford menunjukan, sekira 23.000 penyintas Covid-19 di Amerika Serikat mengalami gangguan mental, yakni pada mulanya terdiagnosis gangguan otak atau psikiatri.

Seperti dikutip prfmnews.id dari ANTARA, Psikiater dari Universitas Oxford, Max Taquet mengatakan, lonjakan kasus gangguan mental melonjak di Amerika Serikat di masa pandemi Covid-19.

Baca Juga: Gara-gara Viral, Pelaku Pemalakan Teknisi Fiber Optik Sempat Kabur ke Cianjur

Baca Juga: Pelatih Persib Bandung Ingin Bawa 20 Pemain saja untuk Babak 8 Besar Piala Menpora

"Kami menemukan indikasi bahwa penyakit otak dan gangguan kejiwaan lebih umum setelah Covid-19 dibandingkan flu atau infeksi pernapasan lainnya.

 

Para peneliti yang melakukan analisis itu mengatakan belum jelas bagaimana virus terkait dengan kondisi kejiwaan seperti kecemasan dan depresi. Namun, ini adalah diagnosa yang paling umum di antara 14 gangguan yang mereka temukan.

Riset itu tidak dapat menentukan mekanisme biologis atau psikologis yang dilibatkan, katanya. Namun, menurutnya penelitian mendesak diperlukan guna mengidentifikasi ini dengan maksud untuk mencegah atau mengobati gangguan mental.

Baca Juga: Pembangunan Kalbar Diharapkan Dukung Capaian Target Pembangunan Nasional

Baca Juga: Sekolah Tatap Muka di Kota Bandung Disepakati dengan Sejumlah Catatan

Temuan baru yang dipublikasikan di jurnal Lancet Psychiatry, menganalisis catatan kesehatan 236.379 pasien Covid-19, yang mayoritas berasal dari Amerika Serikat.

Dalam medis jurnal ini, ditemukan bahwa 34 persen di antaranya terdiagnosa penyakit kejiwaan atau saraf dalam waktu enam bulan.

Gangguan ini secara signifikan lebih umum pada pasien Covid-19 dibanding dengan kelompok pembanding mereka yang sembuh dari flu atau infeksi pernapasan lainnya selama periode yang sama.***

 

Editor: Indra Kurniawan

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler