Pengamat: Sekat Pembatas Ojol Tidak Bisa Mengurangi Risiko Penularan Corona

- 2 Juli 2020, 18:19 WIB
Wali Kota Bandung Oded M. Danial melihat simulasi penerapan protokol kesahatan bagi penumpang yang diterapkan Grab.*
Wali Kota Bandung Oded M. Danial melihat simulasi penerapan protokol kesahatan bagi penumpang yang diterapkan Grab.* /Instgram @mangoded_md

PRFMNEWS - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung sudah memberikan lampu hijau bagi ojek online (ojol) untuk kembali mengangkut penumpang.

Pihak aplikator pun sudah menyiapkan standar protokol kesehatan jika nantinya ojol kembali beroperasi.

Adapun protokol kesehatan tersebut diantaranya adalah membuat sekat pembatas antara driver dengan penumpang, menyediakan penutup kepala (haircap), hand santizer, melakukan penyemprotan disinfektan kendaraan secara berkala, mewajibkan driver dan penumpang mengenakan masker, dan menyarankan penumpang membawa helm sendiri.

Baca Juga: Disnaker Kota Bandung Mulai Kebanjiran Pencari Kerja

Pengamat Transportasi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Sony Sulaksono Wibowo menilai aktivitas ojol membawa penumpang masih memiliki potensi besar penyebaran virus Corona.

Ia mengatakan, sekat pembatas tidak efektif untuk mengurangi risiko penularan Corona.

"Apakah dengan sekat, dengan cara itu bisa efektif untuk mengurangi risiko penyebaran (Corona)? Saya rasa tidak," ujar dia saat On Air di Radio PRFM 107.5 News Channel, Kamis 2 Juli 2020.

Baca Juga: Kadinkes Kota Bandung Bantah Kabar Banyak Nakes di PKM Positif Covid-19

Sony mengatakan hal itu lantaran standar physical distancing adalah jaga jarak fisik antara 1 sampai 2 meter. "Naik ojek itu jelas ga ada jarak 1 meter sama sekali," katanya.

"Apakah dengan sekat virus tidak mudah menular, ini yang harus diperhatikan," tambahnya.

Dia menyarankan untuk saat ini ojol fokus pada layanan pengantaran barang dan makanan saja.

Jangan dulu berpikir untuk mengangkut penumpang, lantaran risikonya masih tinggi.

Baca Juga: Ratusan Perusahaan Mulai Ajukan Izin Operasi Ke Disnaker Kota Bandung

Walaupun nantinya ada cek suhu tubuh bagi driver sebelum beroperasi, ia mengatakan hal itu juga tidak bisa menjamin.

"Apakah kita yakin driver tidak OTG (orang tanpa gejala)? Kita penumpang ga yakin, lebih baik jangan dulu mengangkut penumpang selama belum aman," katanya.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x