Kota Bandung Berencana Kirim 80 Perawat Ke Jepang

- 2 Juli 2020, 15:57 WIB
Ilustrasi perawat.*
Ilustrasi perawat.* /PIXABAY

PRFMNEWS - Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Bandung membuka kesempatan bagi lulusan kebidanan dan keperawatan untuk magang di Toyota City, Jepang. Pendaftaran dapat dilakukan di Kantor Disnaker, dan tidak dipungut biaya.

Kepala Disnaker Kota Bandung, Arief Syaifudin mengatakan, kuota yang disiapkan untuk pemagang ini total ada 80 orang. Saat ini, baru ada 40 pendaftar.

"Toyota City meminta dari keperawatan, syarat mutlaknya harus ber-KTP Kota Bandung, lulusan Keperawatan atau kebidanan D3, diutamakan perempuan maksimal usia 29 tahun," ujar Arif, saat ditemui di Balai Kota Bandung, Kamis 2 Juli 2020.

Baca Juga: Update 2 Juli: Kasus Positif di Kabupaten Bandung Bertambah 2 Orang, Total Jadi 116

Perekrutan sudah dimulai sejak Maret dan berakhir di Juli 2020. Setelah itu, kata dia, para calon pemagang ini akan diberikan pelatihan bahasa dan budaya Jepang selama lima bulan dari 8 Juli hingga November 2020.

"Pemagang yang akan dikirim ke Jepang itu harus memiliki sertifikat N4 atau yang bersangkutan mampu memahami percakapan sehari-hari, pelatihannya akan dilakukan selama lima bulan," katanya.

Jika hingga 4 Juli kuota tidak terpenuhi atau bahkan melebihi kuota, pihaknya tetap akan menutup pendaftaran dan memulai pelatihan.

Sebab, kata dia, setelah selesai pelatihan akan ada dua kali seleksi sebelum dinyatakan diterima magang di Toyota City, Jepang.

"Kita akan tetap jalan karena waktunya lima bulan untuk pelatihannya, 80 orang itu juga belum tahu apakah dia bisa lolos atau tidak, karena ada ujiannya dua kali, di kita satu kali dan nanti diujian di Jepang. Kalau lebih dari 80 orang pendaftarnya tidak masalah, karena nanti ada seleksi, 80 orang itu kuota yang akan diterima saja," ujarnya.

Baca Juga: Kemenhub Diharapkan Mengecek Mahalnya Tarif Tiket dan Rapid Test

Kerja sama antara Pemerintah Kota Bandung dengan Kota Toyota, Jepang ini baru pertama kali dilakukan untuk menyerap bonus demografi, serta dampak Covid-19.

"Kita ingin sekalian memetakan tenaga kerja keperawatan ini banyak atau tidak, sehingga nanti kita evaluasi ke depan untuk sektor manufakturnya atau industri lainnya," katanya.

Pekerja yang sempat dirumahkan, bertahap mulai kembali bekerja.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x