Pada hari pertama, satu orang anggota dari pleton 2 dilarikan ke RS karena kekurangan oksigen. Personel yang dilarikan ini meski tergolong sudah berumur, tapi semangatnya masih sangat tinggi.
"Dua personel lainnya hanya mengantarkan. Namun, karena kondisi kemarin itu memang cukup ekstrem, asapnya sangat banyak, sehingga berpengaruh terhadap kondisi tubuh dari anggota tersebut. Saat ini kondisinya sudah membaik," ujarnya.
Ia mengakui, pemadaman untuk kasus sangat lama karena tergolong multi block, bahannya mudah terbakar dan sulit dipadamkan, seperti bahan-bahan konduktor, lem, dan kardus. Bahkan, gudang 2.000 meter² ini hampir 70 persen terisi bahan multi block, penuh sampai atap.
"Jadi membuat apinya itu awet. Kadang-kadang lapisan atasnya sudah padam, tapi lapisan bawahnya belum. Akibatnya api bisa menyala kembali," akunya.
Maka dari itu, Diskar PB terus menyuplai air karena jika terlambat didinginkan, lapisan bawah yang masih panas itu akan menjadi api lagi.
Agar kejadian serupa tak kembali terulang, ia mengimbau, jika akan meninggalkan rumah dalam keadaan kosong, pastikan kompor dimatikan. Saluran listrik juga perlu diperiksa secara berkala.
"Jangan menumpuk multi colokan di satu paralel yang sama. Itu bisa menyebabkan korsleting listrik," tegasnya.
Sedangkan untuk gudang, diharapkan menyediakan tandon air besar dekat gudang tersebut. Sehingga saat terjadi kebakaran awal, air di tempat tersebut bisa digunakan.
"Sediakan juga APAR yang besar untuk penanganan awalnya agar api bisa dikendalikan lebih cepat," tambahnya.***