Kembangkan Green Pharmacy, ITB Jadi Mitra Pemerintah Untuk Riset Farmasi dan Kesehatan

- 11 Oktober 2022, 15:40 WIB
Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Dr. Lucia Rizki Andalucia
Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Dr. Lucia Rizki Andalucia /TOMMY RIYADI/PRFM

"Kami akan mengirim 250 Phd ke luar negeri di bidang biodiversitas. Karena kami mengharapkan biodiversitas kita bisa dimanfaatkan, termasuk untuk kesehatan," ujarnya.

Mengenai bahan baku obat yang menjadi sumber daya di Indonesia, Agus mengatakan sangat melimpah. Bahkan sangat ironis, bahan baku obat obatan tersebut justru bersumber dari kekayaan alam Indonesia.

"Sekarang obat kita itu 70 persen diproduksi dalam negeri, hanya bahannya diimpor dari luar, dan ironisnya bahan itu sebenarnya dari Indonesia dikirim keluar, diproses, dan kita beli lagi, nah ini yang sekarang coba kami perbaiki agar kita bisa memproses sendiri," ungkap Agus.

Ia mengambil contoh, garam farmasi misalnya, bahan bakunya justru bersumber dari Indonesia. Namun hingga kini Indonesia belum memiliki kemampuan untuk memproses garam tersebut menjadi garam farmasi.

Baca Juga: Mata Lelah dan Sakit Pinggang Akibat Kerja Duduk Lama Lenyap dengan Cara yang Diungkap dr. Zaidul Akbar ini

"Kita kan punya banyak garam, tapi kita belum punya kemampuan untuk memproses garam itu menjadi level garam farmasi, nah sekarang peneliti BRIN bekerjasama dengan Kimia Farma menghasilkan garam farmasi," ujarnya.

"Demikian juga dengan obat tradisional yang bisa membantu mengurangi ketergantungan dari obat dari luar. Termasuk jejamuan," tambah Agus.

Berkenaan dengan kebijakan Pemerintah yang akhirnya memutuskan untuk mengembangkan Green Pharmacy, Agus menegaskan banyak hal positif yang bisa diambil dari kebijakan tersebut. Satu diantaranya, mampu meminimalisir dampak industri farmasi terhadap lingkungan.

"Dia lebih ramah lingkungan karena memperhatikan limbahnya lebih sedikit, kemudian pacakaging nya ramah lingkungan, supaya tidak ada proses kimia yang berlebihan. Intinya dampak terhadap lingkungan bisa diminimalkan," pungkas Agus.

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan terus mendorong pengembangan konsep green pharmacy demi melakukan transisi penggunaan bahan kimia menjadi herbal dalam memproduksi obat-obatan.

Halaman:

Editor: Rizky Perdana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah