Sederet rencana diputuskan, meski beberapa di antaranya tercatat gagal. Namun, upaya terus berjalan hingga akhirnya teks proklamasi itu didapatkan dari Mohammad Adam (wartawan sekaligus kurir kepercayaan Adam Malik, pimpinan ANTARA kala itu).
Kemudian, Sakti Alamsyah didapuk sebagai penyiar pertama di Bandung yang membacakan teks proklamasi tersebut di Studio Radio Hoso Kyoku Bandung.
Kini, setelah 77 tahun momen heroik itu terjadi, studio radio itu telah beralih fungsi menjadi salah satu sudut industri Kota Bandung tepatnya sebagai gudang tempat penyimpanan keju dari sebuah pabrik keju di Bandung.
Kabarnya, studio itu sempat berpindah-pindah tangan dari orang Belanda ke orang Cina hingga akhirnya dijadikan gudang keju setelah mengalami beberapa kali renovasi.
Meski gedung Studio Radio Hoso Kyoku itu telah berganti wajah, penghargaan terhadap momen bersejarah di lokasi itu tetap eksis. Terbukti dengan adanya stilasi atau tugu berbentuk pilar pemancar radio sebagai pertanda bahwa di sanalah Hoso Kyoku sempat berdiri dan mengudara.
Stilasi itu didirikan di salah satu pelataran Gereja Kristen Immanuel Jemaat Gloria, yang konon dulunya merupakan halaman depan kantor Radio Hoso Kyoku.
Berdiri kokoh dengan ketinggian sekitar 25-30 meter. Ditambah dengan penempelan benda yang mirip seperti pemancar khas stasiun radio berwarna merah di bagian puncak tugu. ***