Kata PVMBG Soal Hembusan Asap Gas di Gunung Tangkuban Parahu Kemarin

- 13 Februari 2022, 11:10 WIB
Hembusan gas dari Kawah Ecoma yang berada di dalam Kawah Ratu Gunung Tangkuban Parahu, Sabtu 12 Februari 2022.
Hembusan gas dari Kawah Ecoma yang berada di dalam Kawah Ratu Gunung Tangkuban Parahu, Sabtu 12 Februari 2022. /dok PVMBG Badan Geologi

PRFMNEWS - Gunung Tangkuban Parahu dilaporkan mengeluarkan asap gas di Kawah Ratu pada Sabtu 12 Februari 2022 siang.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi menjelaskan penyebab hembusan gas setinggi 100 meter tersebut.

Menurut Kepala Badan Geologi, Eko Budi Lelono, hembusan gas yang terjadi diduga akibat adanya air bawah permukaan atau air yang meresap ke bawah permukaan, yang terpanaskan oleh batuan panas di bagian dangkal dibawah permukaan kawah dan membentuk akumulasi uap air (steam) bertekanan tinggi.

Baca Juga: Gunung Tangkuban Parahu Keluarkan Asap Solfatara Siang Tadi

"Sehingga terjadi over pressure dan keluar melalui rekahan sebagai zona
lemah, berupa hembusan yang cukup kuat," kata Eko dalam keterangan resminya.

Ia menjelaskan, hembusan berwarna putih mengindikasikan di dominasi oleh uap air. Dinamika aktivitas vulkanik di dekat permukaan seperti ini dapat terjadi karena adanya perubahan kesetimbangan energi yang berasal faktor internal maupun eksternal.

Faktor internal berasal dari tekanan uap magma yang naik dari kedalaman. Sedangkan faktor eksternal dapat berasal dari curah hujan dan tingkat evaporasi/penguapan.

Baca Juga: Beredar Kabar Gunung Tangkuban Perahu Erupsi, Benarkah? Cek Faktanya di Sini

Terkait kegempaan Gunung Tangkuban Parahu, Eko menyebutkan dari hasil pengamatan, tidak menunjukkan adanya pola kenaikan.

Pengamatan deformasi dengan menggunakan EDM (Electronic Distance
Measurement) tidak menunjukkan adanya gejala inflasi pada tubuh gunung api.

Namun ia mengingatkan, potensi bahaya gunung Tangkuban Perahu masih tetap ada yakni erupsi freatik yang bersifat tiba-tiba tanpa didahului gejala peningkatan aktivitas vulkanik yang jelas.

Baca Juga: Mall di Bandung Masuk Top 10 Tidak Patuh Pedulilindungi, Lokasinya di Kiaracondong

Baca Juga: MotoGP Akui Sirkuit Mandalika yang Tercantik di Dunia

"Namun demikian, mengacu pada data pemantauan visual dan instrumental di atas, maka potensi bahaya Gunungapi Tangkuban Parahu saat ini masih terlokalisir di dalam kawah dan potensi erupsi besar belum teramati," ungkapnya.

Saat ini tingkat aktivitas Tangkuban Parahu ditetapkan pada Level I (Normal), dengan rekomendasi agar masyarakat tidak turun ke dasar Kawah Ratu dan tidak mendekati/beraktivitas di sekitar kawah aktif lain yang berada di Tangkuban Parahu.

"Tingkat aktivitas ini akan dievaluasi kembali selama dua hingga tiga hari ke depan untuk antisipasi jika terjadi gejala pengingkatan aktivitas vulkanik yang signifikan," pungkasnya.***

Editor: Rizky Perdana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah