PRFMNEWS – Wali Kota Bandung Yana Mulyana menyebut akan rutin menggelar pasar murah untuk terus membantu meringankan beban masyarakat khususnya yang berekonomi rendah.
Yana Mulyana menuturkan pasar murah di Kota Bandung ini diharapkan digelar rutin dan masif terutama ketika menyambut hari-hari besar.
“Menjelang hari besar (pasar murah) akan digelar lagi, tetapi kemungkinan di tingkat kecamatan,” ujarnya.
Baca Juga: Antusias Sambut IndoVac, Yana Mulyana: Mudah-mudahan Jadi Vaksin Covid-19 Prioritas di Indonesia
Rencana Yana Mulyana adakan pasar murah rutin di Kota Bandung khususnya jelang hari besar dilatarbelakangi kesuksesan kegiatan tersebut untuk bantu masyarakat dalam menghadapi dampak kenaikan BBM.
Menurut Yana, pasar murah yang berlangsung 19 September – 10 Oktober 2022 di 30 kecamatan Kota Bandung selalu diserbu masyarakat.
Hingga hari ke-9, angka penjualan pasar murah mencapai Rp932 juta. Angka tersebut diperkirakan mencapai Rp1 miliar di hari akhir penyelenggaraannya.
Baca Juga: Yana Mulyana Sesalkan Seorang Kepala Sekolah di Kota Bandung Diduga Terlibat Politik Praktis
Yana menuturkan setelah sukses menggelar pasar murah, Pemkot Bandung akan mengkaji ulang penyelenggaraan pasar yang menjual bahan pangan lebih murah di bawah harga standar pasar tradisional tersebut.
Ia menyatakan ada beberapa aspek yang perlu dievaluasi jika ingin meneruskan adanya pasar murah, salah satunya berkaitan dengan ritel yang menjadi mitra Pemkot Bandung dalam menjalankan program ini.
“Tentu, kita perlu menyiapkan personel, dalam hal ini mitra dari ritel kita. Kalau kita sih mau menggelarnya (pasar murah),” ucap Yana, Jumat 14 Oktober 2022.
Baca Juga: Pasar Murah Sukses Digelar Kota Bandung, Raup Hampir Rp1 Miliar di Hari Ke-9 Penyelenggaraanya
Sebelumnya, Kepala Disdagin Kota Bandung Elly Wasliah menyebut antusias warga selama pasar murah ini digelar sangat bagus. Hal ini terbukti dari banyaknya pengunjung di setiap lokasi.
Elly pun menyebut akan mempertimbangkan kegiatan ini digelar di setiap kelurahan karena melihat antusias masyarakat.
“Tapi kan semua bergantung anggaran yang ada. Apakah memang memungkinkan digelar lebih sering atau tidak,” tuturnya.***