BMKG Minta Pemerintah Antisipasi Peningkatan Curah Hujan Akibat La Nina

- 9 Oktober 2020, 21:14 WIB
Ilustrasi hujan ringan.
Ilustrasi hujan ringan. /PIXABAY/ PublicDomainPictures



PRFMNEWS - Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menjelaskan, saat ini Indonesia sudah memasuki musim hujan.

Musim hujan di Indonesia sendiri datang secara bertahap, dan diprediksi berakhir sekitar akhir Maret atau April 2021.

Menurut Dwikorita, pemerintah perlu mengantisipasi peningkatan curah hujan. Sebab, kata ia, bersamaan dengan masuknya musim hujan ini, BMKG Jepang, Amerika Serikat, dan Australia telah mendeteksi terjadinya La Nina di Samudera Pasifik.

Baca Juga: Jelang Musim Hujan, Jabar Terapkan Siaga 1 Bencana

La Nina ini merupakan anomali suhu muka air laut, di mana suhu di laut akan lebih dingin sampai bisa minus satu derajat celcius atau lebih.

Hal itu disampaikan Dwikorita dalam rapat daring bersama Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan soal antisipasi dampak bencana di musim hujan terhadap kenaikan kasus Covid-19, Jumat 9 Oktober 2020.

“La Nina ini akan mengakibatkan aliran masa udara basah yang lebih kuat dari normalnya dari wilayah pasifik masuk ke Indonesia, terutama Indonesia timur, tengah, dan utara. Dampaknya adalah curah hujan bulanan di Indonesia ini akan semakin meningkat, peningkatan ini bervariasi atau tidak seragam dari segi ruang dan waktu,” katanya.

Baca Juga: Jokowi: Perizinan Pendirian Pesantren Tidak Diatur dalam UU Omnibus Law, Masih Diaturan yang Lama

“Misalnya mulai diprediksi akhir Oktober sebagian atau 30 persen masuk musim hujan. Mulai Oktober sekarang ini sudah mulai terjadi peningkatan curah hujan sampai bisa 40 persen bahkan lebih, terutama untuk hampir seluruh wilayah Indonesia kecuali Sumatera mulai Oktober atau November,” tambahnya.

Dwikorita mengatakan, pada Desember, Januari, dan Februari mendatang, curah hujan akan meningkat di wilayah Indonesia bagian tengah, timur, dan utara.

“Jadi, itu sekilas potensi peningkatan hujan akan lebih tinggi dari normalnya dapat mencapai 40 persen yang tentunya akan berdampak pada terjadinya bencana hidrometrologi baik banjir, longsor, angin kencang, atau puting beliung. Itulah sekilas prediksi cuaca selama kurang lebih selama enam bulan ke depan,” ucapnya.***

Editor: Rifki


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x