Heboh Jamaah Aolia Gunungkidul Lebaran Duluan, Mengaku 'Telepon Allah' Tentukan Lebaran

- 7 April 2024, 12:00 WIB
Kiri, tokoh Jamaah Aolia Mbah Benu. Kanan: Jamaah Aolia mnunaikan sholat Id Idul Fitri pada Jumat, 5 April 2024
Kiri, tokoh Jamaah Aolia Mbah Benu. Kanan: Jamaah Aolia mnunaikan sholat Id Idul Fitri pada Jumat, 5 April 2024 /kolase dari Antara TV/

PRFMNEWS - Masyarakat digegerkan dengan jemaah Masjid Aolia di Gunungkidul, Yogyakarta merayakan hari raya Idulfitri pada Jumat, 5 April 2024 kemarin.

Penetapan hari Lebaran ini lebih cepat dibandingkan pemerintah atau organisasi keagamaan besar seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah yang masih menjalankan ibadah puasa Ramadhan.

Proses salat Idul Fitri digelar secara khusyuk oleh puluhan jemaah di Masjid Aolia yang beralamat di Panggang III, Giriharjo, Panggang, Gunungkidul.

Pernyataan Imam Masjid Aolia, KH Ibnu Hajar Soleh Pranolo atau akrab disebut Mbah Benu yang merayakan Idulfitri pada Jumat kemarin setelah menelpon Allah SWT menjadi viral di media sosial.

Baca Juga: Pemerintah Tetapkan Idul Fitri 2024 Sesuai Hasil Sidang Isbat 1 Syawal 1445 H Kemenag Tanggal 9 April

Pernyataan itu viral bukan karena mereka merayakan lebaran di hari Jumat, tetapi karena ada pengakuan bahwa penetapan lebaran itu atas perintah Allah SWT.

"Tidak ada perhitungan (penentuan 1 Syawal), saya telepon langsung kepada Allah Ta'ala. Ya Allah, kemarin tanggal empat (April 2024), malam empat, Ya Allah ini sudah tanggal 29, 1 Syawalnya kapan? Allah Ta'ala ngendiko (berkata), tanggal limo jumuah, kuwe koyo ngono (itu kayak begitu), mangkane disalahke wong, ora opo-opo, urusane ingsun karo Gusti Allah (makanya disalahkan orang, nggak apa-apa, urusan saya dengan Gusti Allah)," kata Mbah Benu, Jumat kemarin.

Menanggapi hal itu, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Fahrur Rozi atau Gus Fahrur berharap semua umat Islam khususnya tokoh agama harus beribadah sesuai ajaran agama Islam yang benar, menggunakan ilmu, dan akal sehat.

"Tidak boleh mempermainkan ajaran agama Islam termasuk berdalih telah berbicara langsung dengan Allah swt," kata Gus Fahrur, mengutip dari laman nu.or.id.

Baca Juga: Muhammadiyah Tetapkan 1 Syawal Tahun ini Bertepatan pada Rabu, 10 April 2024

Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu menegaskan umat Islam harus beribadah sesuai dengan ajaran agama yang benar dengan menggunakan ilmu dan akal sehat.

"Tidak boleh mempermainkan ajaran agama Islam dan berdalih telah berbicara langsung dengan Gusti Allah SWT," ucapnya.

Selain itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) kemudian menyoroti persoalan tersebut. Menurut MUI, apa yang terjadi di Gunungkidul itu merupakan sebuah kesalahan sehingga perlu diingatkan.

“Kasus di sebuah komunitas di Gunungkidul itu jelas kesalahan, perlu diingatkan. Bisa jadi dia melakukannya karena ketidaktahuan, maka tugas kita memberi tahu, kalau dia lalai, diingatkan,” kata Ketua MUI Asrorun Ni’am.

Lebih dari itu, Ni’am menilai praktik agama jamaah Masjid Aolia itu bisa dikatakan menyimpang jika dilakukan dalam kondisi kesadaran penuh. Sehingga, Niam menegaskan, apabila mengikuti praktik tersebut hukumnya haram.

Baca Juga: Kapan 1 Syawal Lebaran Idul Fitri 2024? Ini Jadwal Versi Pemerintah, Muhammadiyah, dan NU

“Kalau praktik keagamaan itu dilakukan dengan kesadaran dan menjadi keyakinan keagamaannya, maka itu termasuk pemahaman dan praktik keagamaan yang menyimpang, mengikutinya haram,” ujarnya.

Seperti diketahui, pemerintah masih menunggu hasil sidang Isbat untuk menetapkan Idul Fitri 2024. Rencananya sidang Isbat penetapan 1 Syawal akan digelar Kementerian Agama pada 9 April nanti.

Berdasarkan perhitungan hisab, posisi hilal pada 9 April nanti sudah cukup tinggi. Memenuhi kriteria untuk dapat dilihat atau diamati. Sehingga lebaran pada 10 April tinggal menunggu keputusan Sidang Isbat saja.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah