Harapan Jokowi untuk ASEAN Jelang KTT ke-42 di Labuan Bajo

- 8 Mei 2023, 10:00 WIB
Presiden Jokowi saat mengecek simulasi penyambutan pemimpin ASEAN di Bandara Internasional Komodo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Minggu 7 Mei 2023 kemarin.
Presiden Jokowi saat mengecek simulasi penyambutan pemimpin ASEAN di Bandara Internasional Komodo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Minggu 7 Mei 2023 kemarin. /Setkab/

PRFMNEWS - Presiden Joko Widodo (Jokowi) terus mengecek kesiapan KTT ASEAN 2023 yang akan digelar di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Salah satu persiapan yang dicek langsung oleh Jokowi adalah persiapan penyambutan kedatangan pemimpin ASEAN.

Jokowi meninjau langsung simulasi penyambutan kedatangan pemimpin ASEAN di Bandara Internasional Komodo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Minggu 7 Mei 2023 kemarin.

Dalam kesempatan itu, Jokowi pun menekankan bahwa prinsip Indonesia di keketuaan ASEAN 2023 adalah kolaborasi dan kerja sama dengan semua pihak.

Baca Juga: Negara Sahabat Dukung Kesuksesan Keketuaan Indonesia di ASEAN 2023

“Prinsip Indonesia di keketuaan ASEAN adalah kolaborasi dan kerja sama dengan siapa pun. Dan, kita juga tidak ingin ASEAN menjadi proksi siapa pun, proksi negara mana pun,” ujar Presiden.

Lebih lanjut, Jokowi menginginkan ASEAN tetap terbuka dan bisa bekerja sama dengan negara mana pun. Selain itu, Kepala Negara juga menekankan prinsip dialog dalam menyelesaikan setiap masalah yang ada di ASEAN. Termasuk termasuk dalam isu Myanmar yang juga akan menjadi salah satu poin pembahasan para pemimpin ASEAN pada KTT ke-42 ini.

“Iya, Itu secara khusus akan dibahas. Tetapi, acuan kita tetap untuk Myanmar, acuan kita tetap five-point consensus, tetap jadi acuan, tetapi itu harus dengan dialog, karena menurut saya sanksi itu bukan sebuah solusi,” ujarnya.

Baca Juga: WHO Cabut Status Darurat Pandemi Covid-19, Pemkot Bandung Tunggu Kebijakan Pemerintah Pusat

Presiden pun berharap agar konflik di Myanmar dapat segera diselesaikan. Setidaknya ada tiga hal yang ditekankan Presiden Jokowi terkait isu Myanmar, mulai dari penghentian kekerasan hingga mendorong peran aktif dari Myanmar dalam dialog-dialog.

“Pertama, kekerasan harus dihentikan, segera dihentikan. Yang kedua, bantuan kemanusiaan harus sampai ke rakyat di Myanmar. Yang ketiga, dialog-itu yang penting-yang ingin kita yang aktif tidak hanya di sini, tetapi juga di Myanmar sendiri juga harus aktif untuk berperan dalam dialog-dialog yang kita lakukan,” pungkasnya.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah