Waspada Cacar Monyet! Kenali Gejala dan Cara Penularannya

- 17 September 2022, 17:20 WIB
Ilustrasi monkeypox
Ilustrasi monkeypox /Pixabay.com/Alexandra_Koch

PRFMNEWS - Monkeypox atau cacar monyet diketahui telah masuk ke Indonesia.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) beberapa waktu lalu mengkonfirmasi adanya pasien positif monkeypox yaitu seorang laki-laki berusia 27 tahun, di mana pada 22 Juli lalu pasien terkonfirmasi monkeypox itu memiliki riwayat perjalanan ke Eropa.

Berdasarkan penelusuran, pasien kembali ke Jakarta pada 8 Agustus dan mulai mengalami gejala awal monkeypox di tanggal 11 Agustus.

Pasien mengalami demam dan ruam di tanggal 14 Agustus, pada tanggal 18 Agustus pasien melakukan tes PCR monkeypox dan 19 malam terkonfirmasi positif monkeypox.
Jadi apakah cacar monyet itu? Cacar monyet adalah penyakit zoonosis langka yang disebabkan oleh infeksi virus monkeypox.

Cacar monyet pertama kali ditemukan pada tahun 1958, pada saat itu ditemukan wabah penyakit mirip cacar yang menyerang koloni monyet dalam laboratorium penelitian. Hal ini dituturkan oleh Dokter Ema Surya Pertiwi di kanal Youtube Emasuperr.

Baca Juga: California Laporkan Kasus Kematian Pertama Akibat Cacar Monyet

Kasus cacar monyet pertama yang menginfeksi manusia tercatat pada tahun 1970 di Republik Demokratik Kongo.

Sejak saat itu kasus cacar monyet dilaporkan telah menginfeksi orang-orang di beberapa negara termasuk Afrika.

Lalu bagaimana penularan cacar monyet yang menghebohkan seluruh dunia ini?

Penularan dari hewan ke manusia ini bisa melalui cakaran hewan, menyentuh hewan, tergigit, memakan daging hewan, serta terkena cairan tubuh dan jilatan dari hewan-hewan yang terkonfirmasi positif monkeypox.

Dari manusia ke manusia itu dapat menular melalui kontak langsung, droplet atau melalui udara jika kontak dalam waktu lama, hubungan seksual, terkena cairan luka saat hamil dari ibu ke janin, serta menyentuh pakaian maupun benda-benda yang terkena cairan orang-orang yang terinfeksi.

Gejala dari cacar monyet itu terdiri dari masa inkubasi sekitar 5-21 hari rata-rata 6-13 hari, dimana virus menginfeksi seseorang tanpa menunjukkan gejala.

Baca Juga: Cacar Monyet Sudah Ada Varian Baru, Ditemukan di Inggris

Fase prodromal sekitar 1-5 hari ini adalah waktu di mana seseorang akan mengalami demam lebih dari 38 derajat celcius, sakit kepala berat, dan merasakan limfadenopati atau pembengkakan pada kelenjar getah bening.

Sebelum melalui fase erupsi atau fase yang paling menular dimana mulai muncul ruam di seluruh tubuh.

Menurut CDC ada beberapa gejala yang muncul pada penderita Monkeypox, seperti kelelahan, demam, sakit kepala, nyeri tenggorokan, bengkak kelenjar getah bening, nyeri otot, nyeri punggung, kaku sendi, nyeri anorektal, nyeri area kelamin, serta ruam kemerahan.

Beberapa penyebaran ruam pada tubuh itu paling banyak di area genital, area muka, area anerolektar, area tubuh, area orofaring, serta tangan dan kaki.

Untuk kelenjar getah bening yang paling sering terasa bengkak dan nyeri itu di area inguinal sekitar kelamin, submandibular sekitar leher, cervical, supraclavicular dan area accelery sekitar ketiak.

Lalu Bagaimana cara membedakan chickenpox, monkeypox, dan smallpox? Kita bisa melihat dari waktu demamnya.

Chickenpox demam terjadi bersama dengan munculnya ruam namun Monkeypox biasanya akan terjadi demam terlebih dahulu selama 1 sampai 3 hari sebelum muncul ruam, sedangkan Smallpox muncul 2-4 hari sebelum muncul ruam.

Chickenpox dan smallpox kebanyakan tanpa sakit kepala sedangkan Monkeypox mengalami sakit kepala hebat. Untuk ruamnya, pada chickenpox itu lebih padat dan muncul di seluruh tubuh kecuali telapak tangan. Bintik-bintik biasanya sembuh sekitar 3-7 hari paling lama.

Namun untuk Monkeypox bintik-bintik bergerombol di area satu titik dan banyak muncul di wajah telapak tangan dan kaki, serta bintik-bintik tidak mudah hilang butuh 2-3 minggu waktu untuk menghilangkan.

Baca Juga: Cacar Monyet Ditemukan di Indonesia, Yana Imbau Masyarakat Terapkan PHBS

Sedangkan smallpox biasanya muncul di seluruh tubuh secara bersamaan dan proses sembuhnya lambat. Paling khas Monkeypox punya gejala limfadenopati atau pembengkakan kelenjar getah bening yang tidak didapat gejalanya pada Chickenpox maupun smallpox.

Lalu Bagaimana cara mencegah penularan dari cacar monyet?

Yang pertama hindari kontak dengan hewan yang dapat menjadi reservoir virus terutama hewan yang terlihat sakit dan mati termasuk monyet, tikus, anjing, dan kelinci.

Hindari kontak dengan bahan apapun yang dipakai oleh penderita yang terinfeksi seperti tempat tidur, pakaian, tempat makan, handuk, maupun alat rias, dan alat mandi.

Lakukan cuci tangan yang baik dan benar setelah berpergian atau berada di tempat umum. Masak daging dengan benar dan matang serta hindari makan daging hewan primata maupun pengerat dan hewan-hewan liar.

Gunakan alat pelindung diri jika berhadapan dengan pasien yang terinfeksi Monkeypox, serta Jangan lupa untuk selalu menjaga kesehatan tubuh apalagi jika ada riwayat jalan-jalan ke area yang terkena Monkeypox.

Jika sudah terkena Monkeypox maka yang dilakukan adalah menangani gejala dari Monkeypox seperti menurunkan demam, nyeri, maupun menurunkan bengkak pada kelenjar getah bening.

Untuk mengkonfirmasi Monkeypox dilakukan pemeriksaan PCR namun saat ini Indonesia hanya bisa dilakukan di 2 tempat yaitu di laboratorium rujukan nasional BKPK Kemenkes dan laboratorium Institut Pertanian Bogor.

Baca Juga: Pemain Persib ini Blak-blakan Curhat Perubahan yang Dibawa Luis Milla untuk Tim

Monkeypox juga tidak diperlukan ruang isolasi sebagaimana pasien covid-19. Pasien Monkeypox dapat melakukan isolasi Mandiri di rumah sampai gejalanya hilang.

Biasanya pasien Monkeypox akan sembuh sendiri manakala tidak ada infeksi tambahan atau tidak ada komorbid yang berat yang dapat memperparah kondisi pasien.

Sebagai gambaran saat ini ada 39.718 kasus konfirmasi cacar monyet di seluruh dunia namun yang meninggal hanya 12 orang atau kurang dari 0,001% dari total kasus. Selama Monkeypox ditangani dengan baik maka komplikasi dan kematian dapat dicegah.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x