Menurut data yang dihimpun Ikatan Psikolog Klinis Indonesia, terdampat beragam masalah keluarga saat pemerintah mulai menganjurkan akan masyarakat untuk mengurangi aktivitas luar rumah.
Akibatnya, tidak sedikit kepala keluarga yang pengahsilannya berkurang, bahakan kehilangan pekerjaan. Selain itu kesibukan yang meningkat sebagai dampak bekerja, sekola dan beribadah dari rumah, menyebabkan sebuah keluarga dilanda masalah-masalah baru.
“Kalau situasi ini tidak ditangani dengan baik oleh keluarga tesebut, maka bisa menimbulkan yang lebih berat hari di kemudian hari,” tambah Anna.
Baca Juga: Faskes Wajib Patuhi Ketentuan Kontrak Kerja Sama Dengan BPJS Kesehatan
Dijelaskan Anna, masyarakat Indonesia bisa memetik kesempatan baru untuk memperbaiki dinamika keluarga. Pasalnya dengan lebih banyak beraktivitas di rumah, para anggota keluarga akan semakin mengenal satu sama lain dan mengetahui sikap dan sifat masing-masing.
“Kita menjadi semakin tahu celah-celah untuk menyikapi masalah. Akhirnya adalah komunikasi antar anggota keluarga menjadi lebih nyaman antara satu anggota keluarga dengan satu anggota keluarga lainnya,” pungkas Anna.