Hobby Berpetualang di Hutan? Hati-hati, Ini 13 Jenis Ular Berbahaya yang Ada di Indonesia

18 Juli 2023, 10:00 WIB
Ilustrasi ular. /Pixabay/foto rabe/

PRFMNEWS - Ular merupakan spesies reptil yang mudah beradaptasi dengan berbagai tipe lingkungan serta terkenal berbahaya.

Bagi kamu yang hobi berpetualang atau beraktivitas di luar ruangan, sangat penting untuk mengetahui macam-macam ular.

Indonesia adalah negara tropis dengan jenis hutan tropis yang paling lebat di dunia. Ciri-ciri hutan tropis adalah vegetasi yang lebat dan udara yang cukup lembab. Iklim seperti ini adalah iklim yang pas untuk banyak jenis-jenis ular berbisa.

Baca Juga: Ini 8 Hewan Pemberani yang Ditakuti Ular, Siapa Sangka Kucing Salah Satunya!

Selain itu, Indonesia adalah rumah bagi 450 spesies ular yang terbagi jadi berbisa dan nggak berbisa.

Ular yang nggak berbisa bukan berarti nggak berbahaya lho gengs, mereka bisa melumpuhkan mangsanya dengan lilitan yang super kencang dan bisa meremukkan tulang-tulangmu dengan ototnya yang kuat.

Nah untuk menghindari gigitan ular ketika kamu berada di hutan, sebaiknya kamu menghindari area yang bersemak lebat dan tinggi, susunan batu yang menumpuk, dan jangan lupa pakai alas kaki yang benar.

Baca Juga: Warga Diminta Waspada Karena Saat Musim Hujan Ancaman Ular Masuk Rumah Meningkat

Supaya kita bisa mengantisipasi saat bertemu hewan melata ini, berikut macam-macam ular yang terdapat di Indonesia:

1. Ular Cabe

Ular ini gampang banget dikenali yaitu dari pola kulitnya yang belang-belang berwarna hitam dan merah. Ukurannya lumayan kecil, paling panjang maksimal hanya sekitar 50 cm jadi kamu harus hati-hati dan jeli untuk melihat lingkungan sekitar.

Bentuk kepalanya datar dan ekornya biasanya berwarna kuning keoranyean, makanya diberi nama ular cabe atau coral snake. Meski dikenal pemalu dan nggak suka menggigit, kalau sudah kesal, bisanya bisa berpengaruh terhadap kerusakan saraf manusia lho gengs.

Kamu bisa hindari ranting-ranting pohon kecil yang menjuntai mendekati kepala kamu ya. Karena ular cabe ini bisa jadi tengah menggantungkan badannya di ranting kecil di pepohonan tersebut.

Walau bentuknya yang menarik, tapi jangan sekali-kali kamu berani untuk menyentuhnya mengingat bisa atau racunnya yang bisa melumpuhkan saraf.

2. Ular Weling

Ular weling yang bisa dikenali karena memiliki penampilan yang mencolok yaitu pola pada tubuhnya berwarna hitam-putih.

Ular weling biasanya hidup di lubang-lubang tikus, area persawahan, dan kadang menyelinap ke pemukiman warga. Ular yang dapat memiliki panjang hingga 1,5 meter ini merupakan jenis ular berbisa dan mematikan.

Bisa pada ular weling ini berisiko menyebabkan sakit kepala, diare, kejang, paralisis karena saraf berhenti bekerja, muntah, bahkan kematian jika tidak mendapatkan penanganan dalam kurun waktu 20 jam.

Ular dengan nama latin Bungarus Candidus ini termasuk hewan predator nokturnal yang biasanya aktif pada jam 9-11 malam.

Baca Juga: Jadi Model Poster Film KKN di Desa Penari, Aulia Sarah ‘Badarawuhi’ Ungkap Kesulitan Foto Dililit Ular

3. Ular Kobra

Ular kobra termasuk jenis ular yang paling berbisa di dunia. Kobra bisa hidup di persawahan hingga ke pemukiman semi-urban.

Kamu pasti tahu bentuknya kobra kayak apa karena gampang banget dengan ciri khas kepalanya yang bisa mengembang seperti sendok.

Tapi kalau sedang nggak mengembang mungkin akan sulit mengenalinya. Panjang ular kobra bisa mencapai 4 meter dengan warna kulit coklat hingga kehitaman.

Black Spitting Cobra adalah jenis ular kobra yang bisa melontarkan bisa sejauh 4 meter dan biasanya diarahkan ke mata mangsanya. Sedangkan kalau digigit, bisa kobra akan mempengaruhi sistem saraf manusia.

4. Ular Sanca

Jenis ular sanca mungkin jenis ular yang paling sering ditemui oleh masyarakat, bahkan ada yang menjadikannya sebagai hewan peliharaan.

Ular sanca memiliki ukuran tubuh yang sangat besar dibanding yang lainnya, bisa mencapai hingga sepuluh meter. Namun ular ini tidak termasuk kategori ular yang berbisa.

Ular sanca sangat mudah beradaptasi dengan lingkungan dan hidup di habitat seperti semak-semak, area pertanian, hutan.

Tak jarang juga ular ini masuk ke pemukiman warga untuk mencari makan hewan unggas atau ternak seperti ayam, bebek, kambing, atau sapi.

5. Ular Welang

Jenis ular berikutnya adalah ular welang, yang termasuk ke dalam genus yang sama dengan ular weling.

Kedua ular tersebut umumnya mudah dikenali dari segi penampilan, tetapi ular welang memiliki warna kulit kuning-hitam yang menyelimuti sisi atas, samping, dan perut.

Ular ini dapat tinggal di hutan, rawa-rawa, hutan bakau, hingga area sawah. Bahkan ular welang tak jarang ditemukan pada hutan pegunungan dengan ketinggian maksimum 2500 mdpl. Jadi, Eigerian patut berhati-hati ya saat mendaki, ular ini bisa datang dari mana saja.

Sama seperti kembarannya ular weling, ular welang termasuk hewan nokturnal. Jika terkena gigitan, bisa ular neurotoxinnya bisa menyebabkan rasa kantuk yang tidak dianggap remeh, karena bisa menyebabkan kematian.

Baca Juga: Cara Cegah Ular Masuk Rumah, Perhatikan dari Bawah dan dari Atas

6. Ular Hijau Mira

Ular hijau ekor mira punya beberapa nama lain yaitu ular bangkai laut dan green pit viper. Ular ini juga punya kerabat dekat yaitu Malayan pit viper yang bisa dibedakan dari warnanya yang agak merah kecoklatan.

Sedangkan green pit viper warnanya hijau dengan ujung ekor yang agak merah. Keduanya punya bentuk kepala yang agak segitiga dan badan yang kekar ya bro, panjangnya rata-rata bisa mencapai 80 cm.

Hati-hati kalau lihat ular ini karena ia bisa lompat untuk menyerang mangsanya dengan bisa yang bisa merusak jaringan dan menyebabkan pendarahan.

Ular hijau ini biasanya berada di ranting-ranting pohon, menyamarkan tubuhnya sendiri di balik hijaunya dedaunan.

7. Ular Gadung

Ular gadung atau oriental whip snake merupakan ular yang memiliki habitat di area tepi hutan, pertanian, dan pedesaan.

Ular ini memiliki bentuk tubuh yang ramping serta warnanya ketika sudah dewasa bisa bervariasi, seperti coklat muda hingga kuning.

Spesies ini biasanya memangsa vertebrata, yang termasuk burung kecil, kadal, katak sebagai makanan utama. Jenis ular ini tergolong tidak terlalu berbahaya dan memiliki bisa yang lemah.

8. Ular Picung

Ular picung atau rhabdophis subminiatus mudah diketahui dari warna merah di bagian lehernya yang sangat mencolok.

Ular ini memiliki panjang hingga mencapai 1,3 meter dengan ukuran tubuh yang cukup kecil. Gigitan ular picung bisa menyebabkan kematian bagi korbannya.

Persebaran ular picung ini terdapat di wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan, hingga Sulawesi.

Baca Juga: Ini 4 Cara Mencegah Ular Masuk ke dalam Rumah, Nomor 3 Aneh Tapi Ampuh

9. Ular Tanah

Jenis ular ini merupakan ular berbisa yang patut diwaspadai. Pasalnya, ular tanah memiliki warna tubuh coklat yang membuatnya mudah berkamuflase di tanah atau daun kering.

Ular ini tidak agresif dan cenderung pasif, tetapi bisa beresiko menggigit manusia yang mendekatinya. Ular tanah memiliki gigitan yang menyakitkan yang bisa menyebabkan pembengkakan.

Dalam beberapa kasus, gigitan ular tanah menyebabkan matinya jaringan tubuh lantaran aliran darah yang tidak mencukupi. Akibatnya beberapa anggota badan pada korbannya tidak berfungsi.

10. Ular Air Pelangi

Berikutnya ada ular air pelangi dengan nama ilmiah enhydris enhydris. Ular ini tinggal di habitat air tawar seperti kolam pedesaan, tanah rawa, dan sawah.

Tubuh dari ular ini berwarna coklat kehijauan, sementara kepala serta leher pada umumnya berwarna zaitun. Perut dari tubuh ular air pelangi memiliki warna pucat dengan garis coklat tipis yang membentang dari tengah.

Jenis ular ini tergolong ular yang berbisa dengan taring yang berada di rahang atas pada bagian belakang.

Ular air pelangi dikenal sering mengkonsumsi ikan dan bisa juga memakan amfibi maupun vertebrata kecil lainnya.

11. Ular Bandotan Puspa

Ular bandotan puspa atau daboia siamensis, sering ditemukan di area perkebunan, semak belukar, ladang, atau tempat-tempat dengan populasi tikus yang banyak.

Jenis ular beludak ini bisa memanjat pohon yang pendek, cenderung menyukai udara yang kering, dan hidup di tanah.

Bandotan puspa termasuk hewan pemangsa tupai, tikus, katak, kadal, hingga kucing dan merupakan hewan yang nokturnal.

12. Ular Putih

Jenis ular ini memiliki nama latin micropechis ikaheka. Namun, berbeda dengan namanya, ular putih pada umumnya justru memiliki warna kulit coklat kehitaman.

Ular putih mempunyai kebiasaan yang unik yakni mengubur dirinya ke dalam tanah dengan tujuan untuk bersembunyi dan beristirahat.

Habitat asli dari ular ini adalah daerah sekitar perkebunan kelapa, yang mana memanfaatkan tumpukan tempurung kelapa sebagai tempat tinggalnya.

Hewan ini tergolong sebagai spesies yang agresif, beracun, serta lebih aktif pada malam hari (nokturnal)

Baca Juga: Heboh! Ular Raksasa Merayap di Kabel Listrik, Warga Teriak Histeris saat Melihatnya Jatuh

13. King Cobra

Berasal dari Indonesia, ular ini sudah melegenda popularitasnya. Seekor King Cobra dapat menyuntikkan racun antara 200 - 500 mg per gigitan yang cukup membunuh seekor gajah dalam waktu 1 jam.

Pertolongan pertama saat tergigit ular

Ketika tergigit ular, kamu harus segera menghubungi tenaga medis untuk mendapatkan perawatan. Sambil menunggu datangnya tenaga medis, berikut beberapa upaya pertolongan pertama saat terkena gigitan ular.

Hal pertama yang harus korban lakukan yakni beristirahat dan tidak banyak bergerak. Tujuannya untuk mengurangi bisa ular yang ada di dalam tubuh.

Umumnya, saat terkena gigitan ular korban akan mengalami pembengkakan pada area sekitar gigitan. Hindari penggunaan alkohol ketika membersihkan luka gigitan, gunakanlah air bersih serta sabun untuk membersihkannya.

Pertolongan pertama yang paling penting adalah harus bersikap tenang. Ingatlah jika kepanikan bisa memperburuk keadaan.

Nah, gengs itulah deretan ular berbahaya yang ada di Indonesia.

Tentunya, setelah mengenali macam-macam ular kalian bisa menjadi berhati-hati saat berpetualang di alam terbuka.

Kamu bisa langsung menghindarinya jika bertemu ular berbisa dan tergolong mematikan.

Apakah kamu tahu ada jenis ular berbahaya lain yang ada di Indonesia?***

Editor: Rifki Abdul Fahmi

Tags

Terkini

Terpopuler