Harga Telur Ayam Naik di Atas Rp30 Ribu, Kapan Turun dan Normal Lagi? Begini Jawaban Zulkifli Hasan

25 Agustus 2022, 19:45 WIB
Ilustrasi harga telur ayam naik di atas Rp30 ribu. /Louis Hansel @shotsoflouis/Unsplash/@louishansel

PRFMNEWS - Harga telur ayam di pasaran naik pada beberapa hari terakhir hingga menembus di atas Rp30 ribu per kilogram. Kenaikan harga telur ayam ini tentu membuat masyarakat khususnya kaum ibu resah.

Lantas, kapan harga telur ayam kembali turun dan normal, serta apa penyebab kenaikan harga komoditi pangan satu ini?

Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) mengatakan, rata-rata harga telur ayam saat ini di sejumlah pasar sebesar Rp31 ribu kilogram.

Baca Juga: Ampuh Turunkan Gula Darah, Penyedap Rasa Alami Ini Kaya Manfaat Kata dr Ema

Mendag ingin mampu menurunkan harga telur ayam di titik keseimbangan agar tidak terlalu membebani konsumen, namun tetap memberikan keuntungan terhadap peternak.

“Telur ayam memang Rp31 ribu sekarang, tapi waktu saya duduk (dilantik menjadi Mendag) Rp32 ribu. Sekarang Rp31 ribu sempat turun sampai Rp25-Rp26 ribu. Memang harga sedang itu Rp27-Rp28ribu, itu untung peternaknya. Kalau Rp31 ribu kemahalan,” kata Zulhas, dikutip prfmnews.id dari ANTARA.

Zulkifli Hasan menargetkan harga telur ayam dapat kembali turun dan normal dalam dua pekan ke depan dengan upaya menstabilkan permintaan dan meningkatkan produksi.

Baca Juga: Ditangkap Polisi, Anggota DPRD Palembang Viral Pukul Perempuan di SPBU Jadi Tersangka Penganiayaan

“Mudah-mudahan paling lambat dua minggu sudah normal telur ayam. Walaupun itu juga nanti akan kita tambah ayam untuk petelur itu,” harapnya.

Penyebab kenaikan harga telur dalam beberapa hari terakhir, menurut Zulhas, karena melonjaknya permintaan sementara suplai atau produksi tidak memadai.

Salah satu faktor yang membuat permintaan melonjak, lanjutnya, berkaitan dengan program bantuan sosial (bansos) kepada masyarakat termasuk berupa telur ayam.

Baca Juga: Kebakaran Lahan di TKI Bandung, Dekat Jalan Tol Soroja Hari Ini

Kondisi permintaan telur ayam yang melonjak di berbagai daerah guna memenuhi ketersediaan pasokan untuk bansos itulah, tutur Zulhas, memicu harga di pasaran turut melonjak.

“Ini rapel uangnya (uang bansos) tiga bulan agak banyak, jadi ada permintaan selama lima hari mendadak, pasar kurang pasokannya. Biasa kalau pasokan kurang dikit, kaget, harga naik,” ucapnya.

Zulhas mengaku sudah bertemu para perwakilan pengusaha telur. Para pelaku usaha meminta agar skema penyaluran bansos dibuat secara periodik agar produksi dapat mencukupi permintaan.

“Sarannya, bisa tidak bansos tiap bulan karena telur itu kan tidak bisa cepat. Jadi kalau bisa tiap bulan, sehingga ketika dibelanjakan tidak ada permintaan yang mendadak banyak,” pungkasnya. ***

Editor: Indra Kurniawan

Tags

Terkini

Terpopuler