Inilah Mengapa Tusuk Sate Bisa Jadi Alasan Kuat untuk Pisahkan Sampah dari Rumah

- 8 Maret 2020, 08:35 WIB
Ilustrasi tusuk sate.
Ilustrasi tusuk sate. /Pixabay

Sebagai petugas pengumpul sampah, Udin mengaku, tusuk sate hanya salah satu ancaman dari sekian banyak resiko bahaya yang bisa mengancam kesehatan petugas.

Disamping terluka akibat tusuk sate, Udin juga pernah mengalami penyumbatan saluran darah di otak yang mengakibatkan dirinya tak dapat bekerja hingga 1 bulan. Penyakit tersebut, menurut dokter yang menangani Udin, disebabkan oleh keseharian Udin yang mau tidak mau menghisap dan terpapar aroma sampah tercampur.

Sejalan dengan Udin, salah satu petugas sampah di RW 07 Kelurahan Padasuka, Kota Cimahi, juga membenarkan bahwa terdapat bahaya selain tusuk sate yang tak dipisahkan.

Kosasih, atau akrab disapa Engkos, mengungkapkan bahwa ia pun pernah terluka akibat tusuk sate ketika sedang memilah sampah yang dapat dijual.

Luka yang dialami Engkos menyebabkan dirinya harus berjalan pincang selama seminggu meski dalam masa pengobatan.

Kosasih, Petugas Pengumpul Sampah RW 07 Kelurahan Padasuka, Kota Cimahi, sempat pincang akibat terkena tusuk sate.
Kosasih, Petugas Pengumpul Sampah RW 07 Kelurahan Padasuka, Kota Cimahi, sempat pincang akibat terkena tusuk sate. Dok/YPBB

Menurut Engkos, sampah lain seperti pecahan kaca atau keramik juga sama bahayanya dengan sampah tusuk sate.

Ancaman-ancaman tersebut tentu dapat dikurangi dengan upaya pemilahan sampah sejak dari rumah.

Udin juga mengakui sangat setuju apabila rumah-rumah warga sudah memisahkan sampahnya, walaupun pada awalnya merasa kesusahan dalam teknis pengumpulan yang cenderung “merepotkan”.

“Awalnya saya menentang program pemilahan di RW 09 Sukaluyu. Tapi, setelah jatuh sakit akibat sampah tercampur, saya jadi berpikir ulang kalau ternyata program ini juga sangat membantu saya (dalam segi kesehatan). Pesan saya untuk para warga masyarakat, kan sudah ada contoh-contoh petugas sampah yang meninggal akibat tercampur sampahnya, tolong bantu saya juga jangan sampai bernasib sama seperti mereka. Bantu saya dengan memilah sampah dari rumah,” paparnya saat ditemui tim Yayasan Pengembangan Biosains dan Bioteknologi (YPBB) Bandung, beberapa waktu lalu.

Halaman:

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah