Peringati Hari Peduli Sampah Nasional, Ini Catatan YPBB Terkait Pengelolaan Sampah di Bandung Raya

- 21 Februari 2020, 16:30 WIB
Peiringatan Hari Peduli Sampah Nasional di Kelurahan Gempolsari, Kota Bandung, Kamis (20/2/2020).
Peiringatan Hari Peduli Sampah Nasional di Kelurahan Gempolsari, Kota Bandung, Kamis (20/2/2020). /Dok. YPBB

BANDUNG, (PRFM) - Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) tanggal 21 Februari 2020 merupakan sebuah momen peringatan untuk mengenang kejadian luar biasa mengenai bencana longsor sampah yang terjadi di TPA Leuwigajah Kabupaten Bandung 15 tahun silam.

Bencana longsor TPA Leuwigajah tersebut berdampak pada hilang nya 2 kampung yang tertimbun longsoran sampah (Cilimus dan Gunung Aki) dengan korban jiwa mencapai 150 orang.

Bencana longsor sampah yang tidak terlupakan tersebut merupakan dampak dari kurang baiknya sistem pengelolaan sampah terpusat dan kurangnya kesadaran masyarakat akan pengelolaan sampah rumah tangganya.

Program Zero Waste Cities yang di inisiasi oleh YPBB ini berafiliasi dengan program kerja Kang Pisman Kota Bandung periode 2018-2023.

Program ini mengedepankan peran pemerintah, dalam hal ini pihak Kelurahan, sebagai pemimpin dalam penerapan sistem pengelolaan sampah di kawasan.

Salah satu target di dalam Program Zero Waste Cities ini adalah meningkatkan kualitas hidup petugas pengumpul sampah.

Kebersihan wadah pengumpulan sampah dan pemilahan sampah sesuai dengan jenisnya, merupakan salah satu upaya untuk meminimalisir akibat dari mikroorganisme, penyebab penyakit yang dapat mempengaruhi kesehatan petugas pengumpul sampah dari jenis-jenis sampah yang dapat melukai tubuh.

Salah satu contoh kejadian pengumpulan sampah yang melukai petugas adalah tragedi meninggalnya Pak Hermawan petugas pengelola sampah di wilayah Kelurahan Sukaluyu dan Pak Udung petugas pengumpul sampah di wilayah Kelurahan Neglasari, Kota Bandung, akibat dari infeksi luka terkena tusuk sate ketika mengumpulkan sampah tercampur dari warga.

Berbeda halnya dengan Pak Udin petugas pengumpul sampah di wilayah Kelurahan Sukaluyu, Pak Udin mengaku sudah beberapa kali terluka akibat sampah tusuk sate yang tercampur di antara sampah lainnya.

Beruntung, ia selalu sigap untuk pergi ke Puskesmas atau rumah sakit terdekat setelah terluka, sehingga tidak berujung pada infeksi yang mengancam nyawa.

Halaman:

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x