Bahaya Kecanduan Pornografi dan Cara Menyembuhkannya Menurut Psikolog UI

- 13 September 2023, 06:45 WIB
Ilustrasi film porno.
Ilustrasi film porno. /PRFM

PRFMNEWS - Kecanduan menonton film dewasa, menurut psikolog klinis Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI) Nirmala Ika, dapat berdampak negatif pada hubungan sosial seseorang dengan orang lain.

Ia menekankan bahwa individu yang telah memiliki pasangan mungkin akan merasa bahwa kecanduan menonton film dewasa dapat menyebabkan relasi mereka menjadi kurang harmonis. Hal ini disebabkan oleh fokus individu yang teralihkan pada dunia fantasi yang dihadirkannya sendiri melalui film dewasa yang ditontonnya.

“Orang yang sudah memiliki pasangan, bisa jadi karena menonton film dewasa, relasinya dengan pasangan menjadi tidak hangat, karena sibuk dengan fantasinya sendiri,” kata Nirmala dikutip dari Antara.

Baca Juga: Tersangka Pembuat 120 Film Dewasa Awalnya Produksi Film Horor dan Komedi

Pendapat Nirmala ini muncul dalam konteks kasus yang baru-baru ini diungkap oleh Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Metro Jaya.

Kasus tersebut melibatkan industri film dewasa yang telah memproduksi sebanyak 120 film dengan 10 ribu pelanggan atau subscribers.

Selain merusak hubungan interpersonal, kecanduan menonton film dewasa juga memiliki risiko lain. Salah satunya adalah kesulitan dalam membedakan antara kenyataan dan fiksi.

Ini dapat mendorong seseorang untuk melakukan tindakan kekerasan seksual atau bahkan aktivitas seksual yang berisiko bagi kesehatannya.

Baca Juga: Sudah Ditangkap, Polisi Pastikan Wanita Pemeran Video Porno Kebaya Merah Bukan Pegawai Hotel di Surabaya

“Seseorang yang kecanduan menonton film dewasa bisa jadi banyak melakukan aktivitas seksual, jajan seksual, gonta-ganti pasangan yang membuatnya berisiko terkena penyakit menular seksual,” kata Nirmala.

Ganggu aktivitas sehari-hari

Nirmala juga mencatat bahwa seseorang bisa dianggap kecanduan menonton film dewasa jika perilaku ini telah mengganggu aktivitas sehari-hari mereka.

Contohnya, ada yang tidak bisa tidur tanpa menonton film dewasa terlebih dahulu, padahal tidur adalah kebutuhan yang bisa dipenuhi dengan lebih sederhana.

Selain itu, seseorang dapat dikatakan kecanduan film dewasa jika mereka terus-menerus menontonnya untuk menghindari masalah atau stres yang sedang dihadapi, bukan mencari solusi terhadap masalah tersebut.

Dalam kasus tertentu, keinginan untuk melarikan diri dari masalah dan rasa kesepian juga dapat menjadi pemicu kecanduan menonton film dewasa.

Untuk mengatasi kecanduan menonton film dewasa, Nirmala merekomendasikan pentingnya mengatasi masalah yang mendasarinya terlebih dahulu.

Baca Juga: Bey Machmudin Apresiasi Operasional Transportasi Publik hingga Larangan Bakar Sampah di Bogor

Hal ini dapat dilakukan dengan mencari solusi sendiri, meminta bantuan dari orang-orang yang dipercayai, atau menghubungi seorang profesional.

Terlebih lagi, ia menyoroti bahwa pemain film dewasa sendiri dapat mengalami stres yang signifikan, terutama karena mereka harus melakukan adegan seksual di depan publik dan mungkin terlibat dalam praktik perdagangan manusia.

Nirmala menekankan pentingnya pemahaman mengenai stres yang dialami oleh pemain film dewasa, terutama dalam situasi di mana tindakan tersebut dilakukan secara berulang dan dihadiri oleh banyak orang.

Bayaran yang tidak selalu sesuai dengan risiko yang dihadapi juga menjadi salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam konteks ini.

Dalam konteks kasus Ditreskrimsus Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak menyebutkan bahwa penangkapan lima orang tersangka terkait dengan produksi film dewasa dilakukan berdasarkan patroli siber yang mengungkap laman web yang berisikan film-film adegan dewasa.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x