Disaat Allah menambah harta kepada kita, itu artinya peluang lain untuk meningkatkan ibadah kita lewat harta itu, karena kita belum tentu bisa meningkatkan ibadah lain seperti melalui puasa sunnah, sholat sunnah dan lainnya.
Tapi kita bisa memberi makan orang puasa, membelikan Al Qur’an untuk para penghafal,atau membantu renovasi masjid melalui harta yang Allah titipkan.
Hal ini dijelaskan juga di surah Al Qasas ayat 77
وَابْتَغِ فِيْمَآ اٰتٰىكَ اللّٰهُ الدَّارَ الْاٰخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَاَحْسِنْ كَمَآ اَحْسَنَ اللّٰهُ اِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِى الْاَرْضِ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِيْنَ
“Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuatbaiklah (kepada orang lain) sebagaimana allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan.”
3. Banyak Bertanya yang Sudah Jelas Keterangannya
Saat sudah mendapat informasi yang sudah jelas keterangan nya jangan dipertanyakan lagi agar tidak sulit memahaminya.
Apalagi dalam hal perintah, seperti di saat kita untuk membeli barang maka kita fokus untuk membeli barang jangan pertanyakan yang membuat kita kesulitan untuk memahaminya
Seperti kaum Nabi Musa yang selalu mempertanyakan kuasa allah padahal sudah jelas ditunjukkan.