Ini 6 Cara Hadapi Orang yang Masih Nggak Mau Divaksin

29 September 2021, 12:28 WIB
Ilustrasi vaksinasi Covid-19 di kantor desa di wilayah Kabupaten Bandung, Jawa Barat /Dok PRFMNEWS.

PRFMNEWS - Pemerintah saat ini masih terus menggenjot pelaksanaan vaksinasi Covid-19 bagi masyarakat untuk mengejar herd immunity.

Pemerintah memasang target untuk mencapai kekebalan kelompok itu atau 70 persen masyarakat tervaksinasi pada akhir Desember 2021.

Data per 28 Desember 2021, sebanyak 88,53 juta warga sudah mendapat vaksin dosis pertama dari target 208 juta warga tervaksin.

Baca Juga: Pemerintah China: Kami Sudah Ekspor 215 Juta Dosis Vaksin Covid-19 ke Indonesia

Meski puluhan juta masyarakat sudah divaksin, tapi masih ada sebagian orang yang enggan divaksin karena beberapa alasan.

Namun banyak dari mereka yang nggak mau divaksin karena termakan isu-isu hoaks seputar dampak negatif vaksin, seperti takut mengalami sakit parah atau meninggal setelah divaksin.

Padahal sudah banyak studi membuktikan bahwa vaksinasi aman, lembaga BPOM pun sudah mengeluarkan izin penggunaan darurat beberapa merk vaksin di Indonesia.

Baca Juga: Layanan Vaksinasi Kantor Desa Bandung Dikeluhkan Warga: Petugas Telat Datang, Stok Vaksin Tiba-tiba Habis

Lantas bagaimana menghadapi orang-orang yang masih ragu atau enggan untuk divaksin?

Direktur Yale Institute for Global Health Dr. Saad Omer memaparkan ada enam hal yang dapat dilakukan jika bertemu dengan orang yang masih ragu terhadap vaksin vaksin Covid-19, di antaranya:

1. Berempati dengan nilai-nilai yang mereka yakini

Dr. Omer menyarankan hal pertama yang perlu dilakukan adalah menanggapi permasalahan mendasar yang mereka rasakan. Tunjukkan rasa empati seperti misalnya saat ada yang mengeluhkan sulitnya melakukan berbagai kegiatan akibat Covid-19, sampaikan bahwa tempat-tempat yang ingin mereka datangi akan mulai dapat diakses kembali setelah semua orang menerima vaksin.

“Pastikan bahwa mereka merasa didengar. Jangan berfokus hanya pada vaksin karena vaksin hanya salah satu aspek dan fokus hanya pada vaksin justru menurunkan peluang keberhasilan kita dalam meyakinkan mereka,” ujar Dr. Omer.

Baca Juga: Stok Vaksin Pelajar Aman, Pemkot Bandung Kejar 100 Persen Vaksinasi Akhir Tahun 2021

Selain itu, ajaklah mereka berdiskusi tentang Covid-19 serta dampak negatifnya yang meluas. Saat diskusi tentang Covid sedang berlangsung, maka kita dapat membicarakan tentang pengorbanan yang harus dilakukan oleh semua orang, seperti menahan diri dari bertemu kerabat dan tidak melakukan kegiatan sehari-hari sebagaimana biasanya.

2. Jangan memotong lawan bicara

Ketika diskusi sudah berlangsung, cobalah simak dan pahami sudut pandang mereka. Jangan mendominasi percakapan, atau terlalu cepat mengoreksi pendapatnya bahkan memotong pembicaraan.

“Anda tidak perlu setuju dengan informasi yang salah, namun Anda bisa berempati dan melanjutkan percakapan alih-alih mengakhiri atau menyudahi diskusi,” kata Dr. Omer.

Baca Juga: CEK FAKTA: Orang yang Belum Disuntik Vaksin Dilarang Naik Kereta Api?

3. Bantu mereka agar merasa berdaya

Faktanya, masih banyak yang takut untuk melakukan vaksinasi Covid-19. Daripada menyalahkan keadaan, lebih baik ajak mereka untuk berbuat positif sehingga membawa kebaikan bagi semua orang.

Caranya adalah dengan menyemangati dan mengingatkan mereka bahwa mereka bisa membantu mengubah situasi, baik untuk diri sendiri maupun keluarganya, dengan mendapatkan vaksin.

4. Jangan fokus pada mitos

Mitos seputar vaksin tidak bisa hilang begitu saja. Dibutuhkan penjelasan untuk meluruskannya. Daripada membahas mitos terlalu dalam sehingga memungkin munculnya mitos-mitos lainnya, sebaiknya kita meluruskan misinformasi.

Untuk meluruskan mitos menjadi informasi yang benar dibutuhkan strategi. Ada pun empat strategi yang dapat dilakukan adalah:

- Mulai dengan pernyataan fakta. Vaksin aman dan efektif.

- Beri isyarat bahwa kalimat selanjutnya adalah misinformasi. Misalnya, “Ada satu hal keliru tentang (mitos).”

Baca Juga: Terima Lagi Vaksin dari AS dan Prancis, Menlu Retno: Komitmen Negara, Berkolaborasi Atasi Pandemi Covid-19

- Sebutkan kekeliruan (mitos) yang sedang ditanggapi.

- Tutup dengan fakta. Tunjukkan alasan mitos tersebut tidak benar.

“Hal yang terpenting adalah menggantikan misinformasi dengan informasi yang benar,” tegas Dr. Omer.

5. Asumsikan mereka akan menerima vaksin

Gunakan metode komunikasi presumtif, yakni pendekatan komunikasi dengan membuat pernyataan atau presumsi (dugaan) telah terbukti berhasil di lingkungan klinik kesehatan dan bisa jadi juga efektif dalam komunikasi antarpribadi.

Contoh metode ini adalah “Yuk, kita vaksinasi!”

Menurut Dr. Omer, dalam situasi ini, kita tidak mengambil alih otonomi seseorang terhadap dirinya, melainkan menetapkan suatu keadaan secara lisan.

6. Jangan berkecil hati

Tidak dapat dipungkiri, berdiskusi dengan orang yang skeptis terhadap vaksin Covid-19 akan membutuhkan waktu yang panjang dan kesabaran. Pasalnya, upaya mengubah pikiran seseorang yang ragu terhadap vaksin adalah proses yang panjang.

Namun, satu hal yang harus diingat bahwa secara umum, orang-orang yang menolak vaksin dengan keras tidak akan berubah hanya melalui satu kali diskusi. “Kuncinya adalah dengan tetap menjalin hubungan baik dengan mereka,” ucap Dr. Omer.

Jika semua upaya telah dilakukan namun belum berhasil, itu bukanlah salah Anda. Yang terpenting telah berusaha dengan maksimal untuk kebaikan bersama. Jangan menyerah dan tetap edukasi mereka yang ragu terhadap vaksin demi hidup damai berdampingan dengan Covid-19.***

Editor: Rizky Perdana

Sumber: covid19. go id

Tags

Terkini

Terpopuler