Bergaya Eropa, Stasiun KAI Bersejarah di Jabar ini Akan Direvitalisasi, Menhub: Kami Beri Keindahan

- 10 Maret 2024, 15:00 WIB
Stasiun Cirebon yang menjadi salah satu stasiun terbesar dan paling sibuk, dengan bangunan peninggalan Belanda yang masih terjaga hingga saat ini.
Stasiun Cirebon yang menjadi salah satu stasiun terbesar dan paling sibuk, dengan bangunan peninggalan Belanda yang masih terjaga hingga saat ini. /Tangkapan layar/Instagram @kai121_

Sementara itu, Vice President PT KAI Daop 3 Cirebon Dicky Eka Priandana menyambut baik rencana revitalisasi tersebut karena Stasiun Cirebon termasuk salah satu stasiun bersejarah di Jabar.

Dia menyerahkan sepenuhnya konsep revitalisasi kepada Kemenhub, supaya kondisi Stasiun Cirebon bisa lebih baik ke depannya.

“Progres masih dalam pembahasan. Hanya diawal kita rapat, sampai dengan Mei 2024 ini Detail Engineering Design harus sudah selesai. Perkembangan lebih lanjut nanti menunggu keputusan Pak Menhub,” kata Dicky.

Ia menambahkan saat meninjau, Menhub mengagumi fasad depan Stasiun Cirebon dan meminta agar bentuk bangunan itu dipertahankan.

“Beliau senang banget dengan fasad yang di atas. Minta bangunan lama dipertahankan. Bangunan tinggi ini nanti tidak diubah. Lalu ke dalam tadi lihat, overkapping itu mungkin tidak harus diubah tapi diperbaiki,” ucap dia.

Sedangkan berdasarkan informasi dari PT KAI Daop 3 Cirebon, Stasiun Cirebon diresmikan pada 3 Juni tahun 1912 atau bertepatan dengan dibukanya Jalur Kereta Api Cikampek-Cirebon sepanjang 137 km.

Stasiun Cirebon dirancang oleh arsitek Belanda Pieter Adriaan Jacoobus Moojen dengan konsep arsitektur yang memadukan elemen-elemen Eropa, dengan adaptasi terhadap iklim di Indonesia.

Arsitektur bercorak Eropa itu terlihat pada pemakaian hiasan puncak atap, serta bentuk lengkungan dan simetris diaplikasikan dalam ornamen dinding eksterior stasiun tersebut. ***

Halaman:

Editor: Indra Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x