Bergaya Eropa, Stasiun KAI Bersejarah di Jabar ini Akan Direvitalisasi, Menhub: Kami Beri Keindahan

- 10 Maret 2024, 15:00 WIB
Stasiun Cirebon yang menjadi salah satu stasiun terbesar dan paling sibuk, dengan bangunan peninggalan Belanda yang masih terjaga hingga saat ini.
Stasiun Cirebon yang menjadi salah satu stasiun terbesar dan paling sibuk, dengan bangunan peninggalan Belanda yang masih terjaga hingga saat ini. /Tangkapan layar/Instagram @kai121_

PRFMNEWS - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan pihaknya akan melakukan revitalisasi stasiun kereta api (KA) bersejarah di Indonesia termasuk wilayah Jawa Barat (Jabar) agar semakin cantik tanpa mengurangi nilai historis dari bangunan aslinya.

Stasiun KAI Cirebon, kata Menhub, menjadi salah satu potensial yang direncanakan direvitalisasi. Budi Karya menyebut Stasiun Cirebon sudah berdiri sejak zaman kolonial Belanda dan bangunan utamanya memiliki gaya arsitektur khas gedung di Eropa.

Stasiun Cirebon menurutnya juga masuk daftar stasiun KAI di daerah yang menyimpan warisan sejarah masa lalu, serta dapat dikembangkan sebagai destinasi wisata mengingat sebagian besar kondisi bangunannya masih terawat.

Seperti yang dilihat langsung oleh Budi Karya bahwa bangunan Stasiun Cirebon masih mempertahankan corak arsitektur masa lalu, serta dalam waktu dekat segera dipercantik beberapa sudutnya.

Menurut dia, konsep revitalisasi itu sedang dirancang sehingga penerapannya bisa sesuai dengan tetap mempertahankan warisan cerita sejarah yang melekat pada bangunan stasiun.

“Saya sedang melakukan evaluasi terhadap stasiun-stasiun heritage yang ada di Indonesia. Kita tahu bahwa stasiun-stasiun di Indonesia itu cantik-cantik dan penuh goresan sejarah,” ujar Budi di Cirebon, Jawa Barat, Sabtu 9 Maret 2024, dikutip prfmnews.id dari ANTARA.

Budi menekankan keberadaan stasiun heritage harus dioptimalkan. Sehingga bangunan itu tidak sekadar menjadi lokasi berkumpulnya penumpang KA, melainkan juga memiliki daya tarik tambahan untuk menambah destinasi wisata di kota tersebut.

“Kita coba memberikan keindahan atau objek turis bagi kota-kota yang dilalui. Saya juga tadi ngobrol dengan turis dari China. Dia datang ke sini mau melakukan survei tentang penduduk Indonesia,” tuturnya

Ia berharap jika kajian dan evaluasi bisa selesai, maka tahap revitalisasi untuk mempercantik stasiun bersejarah di Indonesia termasuk Stasiun Cirebon dapat dilakukan secepat mungkin.

Sementara itu, Vice President PT KAI Daop 3 Cirebon Dicky Eka Priandana menyambut baik rencana revitalisasi tersebut karena Stasiun Cirebon termasuk salah satu stasiun bersejarah di Jabar.

Dia menyerahkan sepenuhnya konsep revitalisasi kepada Kemenhub, supaya kondisi Stasiun Cirebon bisa lebih baik ke depannya.

“Progres masih dalam pembahasan. Hanya diawal kita rapat, sampai dengan Mei 2024 ini Detail Engineering Design harus sudah selesai. Perkembangan lebih lanjut nanti menunggu keputusan Pak Menhub,” kata Dicky.

Ia menambahkan saat meninjau, Menhub mengagumi fasad depan Stasiun Cirebon dan meminta agar bentuk bangunan itu dipertahankan.

“Beliau senang banget dengan fasad yang di atas. Minta bangunan lama dipertahankan. Bangunan tinggi ini nanti tidak diubah. Lalu ke dalam tadi lihat, overkapping itu mungkin tidak harus diubah tapi diperbaiki,” ucap dia.

Sedangkan berdasarkan informasi dari PT KAI Daop 3 Cirebon, Stasiun Cirebon diresmikan pada 3 Juni tahun 1912 atau bertepatan dengan dibukanya Jalur Kereta Api Cikampek-Cirebon sepanjang 137 km.

Stasiun Cirebon dirancang oleh arsitek Belanda Pieter Adriaan Jacoobus Moojen dengan konsep arsitektur yang memadukan elemen-elemen Eropa, dengan adaptasi terhadap iklim di Indonesia.

Arsitektur bercorak Eropa itu terlihat pada pemakaian hiasan puncak atap, serta bentuk lengkungan dan simetris diaplikasikan dalam ornamen dinding eksterior stasiun tersebut. ***

Editor: Indra Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x