Profil KH Abdul Chalim yang Namanya Diusulkan Jadi Nama Resmi Bandara Kertajati

- 5 Desember 2023, 16:00 WIB
Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Majalengka, Jawa Barat, 1 November 2023
Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Majalengka, Jawa Barat, 1 November 2023 // Rifki Abdul Fahmi/PRFM

PRFMNEWS – Usulan nama pahlawan nasional, KH Abdul Chalim atau dikenal sebagai KH Abdul Halim Majalengka, untuk dijadikan nama resmi Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Kabupaten Majalengka semakin menguat setelah Pj Gubernur Jawa Barat (Jabar) Bey Machmudin meminta DPRD Jabar memberikan dukungan kuat untuk merealisasikannya.

Sebab menurut Bey Machmudin, usulan atas KH Abdul Chalim yang berasal dari Leuwimunding, Kabupaten Majalengka, menjadi nama resmi Bandara Kertajati sudah diusulkan beberapa waktu lalu dan tengah diproses oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar.

"Memang sudah diterima (usulannya), kemarin dari keluarga dan tokoh Majalengka pas sarasehan terkait dengan pahlawan nasional (juga menyampaikan), itu kami proses. Tapi dari DPRD harus ada dukungan supaya lebih kuat lagi," ujar Bey, Senin 4 Desember 2023.

Baca Juga: Pelaku Industri Pariwisata hingga Influencer Diajak untuk Promosikan BIJB Kertajati

Siapa itu KH Abdul Halim Majalengka? Profil terkait sosoknya ini tercatat dalam data beberapa literatur yang mengisahkan dia menjadi salah satu tokoh pendiri Nahdlatul Ulama (NU). Ia juga dijuluki “Muharrikul Afkar” yang berarti penggerak dan pembangkit semangat perjuangan.

KH Abdul Chalim lahir di Leuwimunding, Majalengka, pada 2 Juni 1898. Dia merupakan anak dari pasangan Kedung Wangsagama yang merupakan Kuwu (Kepala Desa) dan Satimah.

Kakek KH Abdul Chalim adalah seorang Kepala Desa Kertagama, putra dari Buyut Liuh yang merupakan putra seorang Pangeran Cirebon. Jika ditelusuri silsilah keluarganya maka tersambung kepada Syarif Hidayatullah atau lebih dikenal sebagai Sunan Gunung Djati.

Setelah menyelesaikan pendidikannya di Sekolah HIS (Hollandsch Inlandsche School), KH Abdul Chalim belajar di beberapa pondok pesantren di wilayah Leuwimunding dan Rajagaluh, di antaranya Pondok Pesantren Banada, Pondok Pesantren al-Fattah Trajaya, dan Pondok Pesantren Nurul Huda al Ma’arif Pajajar, hingga tahun 1913, ia melanjutkan pendidikannya di Mekkah.

Halaman:

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x