Siap Bangun Rumah Sakit Paru, Bupati Garut Terima Audiensi dari RS Rotinsulu

- 27 Juli 2023, 21:45 WIB
Bupati Garut Rudy Gunawan
Bupati Garut Rudy Gunawan /Diskominfo Garut

PRFMNEWS – Bupati Garut Rudy Gunawan menerima audiensi dari pihak Rumah Sakit (RS) Paru Dr. H. A. Rotinsulu terkait pembangunan gedung Unit Pelayanan Fungsional (UPF) Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Bandung.

Audiensi dengan pihak Rumah Sakit Rotinsulu soal rencana pembangunan RS Paru di Kabupaten Garut ini berlangsung di Ruang Pamengkang, Pendopo Garut, Selasa 25 Juli 2023.

Direktur RS Paru Dr. H. A. Rotinsulu, Tri Fajari dalam audiensi bersama Bupati Rudy Gunawan menyampaikan secara khusus terkait integrasi antara RS Rotinsulu dengan BBKPM Bandung.

Baca Juga: Minggu Ini Ada CFD Atau Tidak? Pemkot Bandung Berikan Jawaban

Pembahasan ini sebagai tindak lanjut terkait dana hibah dari Pemkab Garut untuk pembangunan RS Paru di area Astana Kalong, Jalan Pembangunan, Kelurahan Sukagalih, Kecamatan Tarogong Kidul.

Menurut Tri Fajari, pembangunan rumah sakit paru ini akan mempermudah akses pelayanan bagi penderita penyakit Tuberculosis (TB) Paru di Kabupaten Garut.

Dengan adanya fasilitas kesehatan yang lebih lengkap, diharapkan pasien TB Paru dapat menerima perawatan dengan semakin baik dan cepat.

Baca Juga: Kereta Cepat Jakarta Bandung Segera Beroperasi, KCIC-Kemenhub Lakukan Serangkaian Tahapan Uji Pertama

"Karena kita bekerja sama, bukan bekerja sama dalam kaitan integrasi ini Rumah Sakit Rotinsulu dapat menerima rujukan secara langsung dari PPK (Pemberi Pelayanan Kesehatan) 2, dalam hal ini adalah dari Balai Paru Garut," ujarnya.

Tri juga mengajak seluruh masyarakat untuk lebih proaktif dalam memeriksakan kesehatan paru-paru mereka setelah RS Paru Rotinsulu beroperasi di Kabupaten Garut.

Ia berpesan agar masyarakat tidak perlu malu atau ragu untuk datang berobat jika merasakan kelainan pada paru-paru mereka.

Baca Juga: CEK FAKTA: Sertifikasi Halal KFC Dicabut Pemerintah Indonesia?

Menurutnya, pelayanan TB Paru adalah program nasional yang bertujuan untuk memberantas penyakit tersebut dengan cepat.

"Karena stigma malu kan, karena pasien-pasien merasa menyembunyikan daripada penyakit tersebut, sebetulnya nggak usah malu, kita juga sudah mempunyai program-program nasional sehingga dapat dieliminasi lebih cepat," pungkasnya.***

Editor: Indra Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah