Network
PRFMNEWS - Pemerintah Kabupaten Sumedang meminta para peternak sapi dan kerbau tidak perlu khawatir atas merebaknya penyakit lumpy skin disease (LSD) pada hewan ternak menjelang Idul Adha 1444H ini.
LSD atau yang dikenal di kalangan peternak sebagai penyakit Lato-lato adalah penyakit kulit infeksius yang disebabkan oleh virus.
Penyakit ini ditandai dengan munculnya benjolan pada kulit sapi, terutama pada bagian leher, punggung, dan perut. Selain benjolan, sapi yang terinfeksi LSD juga dapat mengalami demam, kehilangan nafsu makan, lesu, dan mengalami penurunan produksi susu.
Baca Juga: Resep Gulai Sapi, Hidangan Khas Idul Adha yang Menggugah Selera
Kepala UPTD Rumah Potong Hewan (RPH) Dinas Perikanan dan Peternakan (Diskanak) Kabupaten Sumedang, drh Lia Indrawati mengatakan, hingga saat ini di wilayah Sumedang terdata 150 kasus LSD. Dari jumlah itu, 144 ekor sudah sembuh, satu mati, dua disembelih, dan hanya menyisakan tiga ekor yang sakit.
"Hingga saat ini ada 150 kasus positif LSD yang terjadi pada sapi. Tapi dari 150 ini yang tersisa sakit itu hanya tiga ekor. Jadi sisanya 144 ekor sembuh, satu ekor memang mati, dan satu ekor mati karena dipotong," ujar Lia dikutip dari laman resmi Pemkab Sumedang.
Oleh karena itu, kata Lia, pihaknya menghimbau masyarakat tidak perlu waswas atas adanya penyakit lato-lato pada sapi karena tidak menular ke manusia.
"Ini penyakit yang tidak menyebar ke manusia. Penyakit LSD ini hanya menular dari sapi ke sapi, atau dari sapi kerbau. Yang ditularkan melalui vektornya adalah serangga seperti lalat," ujar Lia.
