Pembangunan Masjid Raya Al Jabbar Rumit, Butuh Riset, Imajinasi, Teknik dan Material Baru

- 30 Desember 2022, 15:30 WIB
Masjid Raya Al Jabbar di Gedebage Kota Bandung, Jumat 30 Desember 2022.
Masjid Raya Al Jabbar di Gedebage Kota Bandung, Jumat 30 Desember 2022. /Diskominfo Kota Bandung

PRFMNEWS – Masjid Raya Al Jabbar resmi menjadi masjid Provinsi Jawa Barat (Jabar) usai diresmikan Gubernur Ridwan Kamil yang juga sebagai arsitek bangunan ibadah tersebut.

Masjid Raya Al Jabbar dengan desain arsitektur megah karya Ridwan Kamil ini menjadi ikon baru dan kebanggaan bagi warga Jabar khususnya Gedebage, Kota Bandung.

Arsitektur megah hasil rancangan Ridwan Kamil yang kini terwujud dalam bentuk bangunan Masjid Raya Al Jabbar, Gedebage Bandung ini nyatanya tercipta tak semudah membalikkan telapak tangan.

Baca Juga: Norma Risma Sebut Ibunya Belum Pernah Minta Maaf Atas Perselingkuhan Ibu dan Menantu

Bahkan, sang arsitek, Ridwan Kamil mengakui bahwa mendesain konsep detail bangunan Masjid Raya Al Jabbar terbilang sangat sulit, rumit, dan sulit terwujud.

Ridwan Kamil menyatakan untuk membuat konsep arsitektur maha karya Masjid Raya Al Jabbar, dirinya harus berimajinasi, berkontemplasi, hingga melakukan riset khusus.

Gubernur Jabar itu memaparkan, imajinasinya itu dituangkan dalam bentuk sketsa dan menjadi dasar arsitek serta kontraktor untuk membangun masjid berkonsep terapung tersebut.

Baca Juga: Ferdy Sambo Gugat Kapolri dan Presiden Atas Pemecatannya dari Polri

"Hidup kita kan berimajinasi. Kita melihat masa lalu sebagai cermin, kita bertindak hari ini, kemudian kita mendesain masa depan," ungkapnya.

Kang Emil menceritakan, dalam merancang desain Masjid Raya Al Jabbar, ia juga harus melakukan riset untuk memperkaya imajinasinya.

Hingga akhirnya, Kang Emil terinspirasi dari ilmu matematika Aljabar dalam mendesain Masjid Raya Al Jabbar ini.

Baca Juga: Pengamanan Aset Tanah Milik Pemkot Bandung di Babakan Sari Bakal Dilanjutkan Tahun Depan

Dari hasil risetnya itu, Kang Emil mengetahui bahwa penemu Aljabar, Al-Khawarizmi merupakan ilmuwan yang mampu membangkitkan peradaban melalui ilmu matematika.

Selain itu, lanjutnya, Al Jabbar merupakan asmaulhusna yang berarti Maha Berkehendak. Dari tiga hal itulah, Kang Emil juga menetapkan nama Masjid Al Jabbar.

"Saya berimajinasi kemudian berkontemplasi. Butuh riset juga. Jadi, sebulan itu tidak ada ide. Akhirnya, karena Jabar adalah Jawa Barat, Aljabar juga matematika, sehingga gagasan besarnya adalah mengambil inspirasi dari rumus matematika," katanya.

Baca Juga: Pemkot Bandung Tidak Rekomendasikan Gelaran Konser saat Perayaan Malam Tahun Baru

"Diimajinasi saya agak rumit. Bentuk-bentuk yang melengkung-lengkung dengan berbagai variasi itu tidak mudah diwujudkan kalau menggunakan teknik membangun biasa," imbuhnya.

Namun berkat keyakinannya bahwa semua itu mampu terwujud, Kang Emil mencoba mencari teknik dan material baru untuk membangun Masjid Raya Al Jabbar sesuai harapannya.

Akhirnya, sejumlah teknik dan material baru pun ditemukan. Hal itu menjadi ilmu baru sekaligus memperkaya dunia arsitektur masjid.

"Jadi masjid ini memberikan ilmu baru, cara membuat bentuk-bentuk lengkung yang biasanya susah menjadi lebih mudah. Makanya saya yakin kontraktor di sini punya pengalaman luar biasa, menemukan cara-cara baru," tuturnya.***

Editor: Indra Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah