Dua Tahun Citarum Harum, Pabrik di Sekitar DAS Berlomba-Lomba Buat IPAL

- 9 Februari 2020, 22:13 WIB
SEBULAN terakhir, jajaran Satuan Tugas (Satgas) Citarum Harum  Sektor 4/Majalaya Kabupaten Bandung memanfaatkan teknologi drone untuk upaya menjaga ekologi Sungai Citarum, dengan melakukan monitoringperkembangan anak sungai dan titik kumpul sampah di wilayah Majalaya, termasuk pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh pembuangan limbah cair pabrik tekstil.*/GALAMEDIA
SEBULAN terakhir, jajaran Satuan Tugas (Satgas) Citarum Harum Sektor 4/Majalaya Kabupaten Bandung memanfaatkan teknologi drone untuk upaya menjaga ekologi Sungai Citarum, dengan melakukan monitoringperkembangan anak sungai dan titik kumpul sampah di wilayah Majalaya, termasuk pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh pembuangan limbah cair pabrik tekstil.*/GALAMEDIA /

BANDUNG, (PRFM) - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil selaku Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Citarum Harum melaporkan selama dua tahun progres rehabilitasi Citarum memberi dampak positif berupa perubahan status kualitas air sungai Citarum dari tercemar berat menjadi sedang.

Laporan ini disampaikan Ridwan Kamil kepada Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi RI, Luhut Binsar Panjaitan, di Lantai 4 Gedung Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi RI, Jl. M. H. Thamrin Jakarta Pusat, Jumat (7/2/20) sore.

Komandan sektor (Dansektor) 21 Satgas Citarum Harum, Kolonel Inf Yusep Sudrajat mengungkapkan, selama dua tahun ia bergerak melakukan pembinaan, kini banyak pemilik Pabrik di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum yang sadar.

Pemilik Pabrik, lanjut Yusep, berlomba-lomba menambah atau membuat baru Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) sesuai dengan parameter yang ia inginkan. Dia yakin, dengan kesadaran pemilik Pabrik akan parameter itu, menjadi faktor yang mendorong bagaimana kualitas air Sungai Citarum berubah dari tercemar berat menjadi sedang.

"Terus terang saja selama ini parameter yang Sektor 21 buat adalah dari outletnya itu harus dibuat bak, airnya harus jernih dan ikan harus hidup, dalam hal ini ikan koi. Sehingga untuk dikeluarkan ke aliran sungai sudah clear atau bagus. Nah itu dari tiga ratus pabrik itu seluruhnya sudah membuat seperti itu," kata Yusep saat on air di 107,5 PRFM News Channel, Minggu (9/2/2020).

Meski perubahan ini disyukurinya, Yusep menyebut masih banyak pekerjaan rumah (PR) yang harus ia bereskan dalam masa lima tahun tersisa dari Satgas Citarum. Khususnya dalam penanganan limbah organik, limbah rumah tangga, hingga limbah kotoran manusia.

Oleh karena itu, dia memastikan saat ini Satgas Citarum sudah masuk dalam taraf edukasi masyarakat untuk merubah perilaku dengan tidak membuang sampah sembarangan dan limbah-limbah ke sungai.

"Di tempat saya, di Cimahi tahun 2019 sudah dibuat kurang lebih 34 IPAL Komunal atau MCK atau septic tank komunal. 1 septic tank nya itu bisa menampung 100 hingga 200 keluarga. Malah ada yang lebih besar hingga menampung 600 keluarga. Itu yang kita dorong," pungkas Yusep.

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x