Berusia 134 Tahun, Stasiun Cibatu Garut Jadi Saksi Sejarah Kunjungan Charlie Chaplin dan Presiden Soekarno

19 Februari 2023, 16:20 WIB
Kereta Api menuju Stasiun Cibatu Garut. /Instagram @transportasi.indonesia

PRFMNEWS - Stasiun Cibatu (kode: CBT) di wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat menjadi saksi sejarah kunjungan komedian legendaris dunia Charlie Chaplin dan Presiden RI pertama Ir. Soekarno.

Selain itu, Stasiun Cibatu juga jadi salah satu stasiun di lintas Daop 2 Bandung yang memiliki pesona keindahan alam yang memanjakan mata.

Stasiun Cibatu, Garut akan Anda lewati jika menaiki kereta api relasi Stasiun Bandung ke arah Jawa Tengah dan Jawa Timur via Tasikmalaya atau sebaliknya.

Baca Juga: Viral Pengamen dan Tour Guide Bus Wisata Berseteru di Lembang

Stasiun Cibatu terletak pada ketinggian 612 meter di atas permukaan laut dan merupakan salah satu stasiun kereta api aktif atau masih beroperasi melayani naik turun penumpang.

Pada era kolonial Belanda, Stasiun Cibatu merupakan stasiun primadona karena menjadi tempat pemberhentian wisatawan Eropa yang ingin berlibur ke daerah Garut.

Saat itu daerah Garut dengan kondisi alamnya yang indah memang merupakan daerah favorit wisatawan yang berasal dari Eropa untuk berwisata di sana.

Komedian Charlie Chaplin bahkan pernah dua kali menginjakkan kaki di Stasiun Cibatu yakni pada tahun 1927 dan 1935. Saat itu Charlie Chaplin bersama aktris Mary Pickford sedang dalam perjalanan liburan ke Garut.

Baca Juga: Perampokan di Jalan Tol Jakarta-Cikampek, Pelaku Masuk Mobil dan Todong Pisau

Dari kunjungannya itu, Chaplin mendapatkan banyak ide dan inspirasi untuk film-film komedinya.

Selain Chaplin, tokoh lain yang pernah ke Stasiun Cibatu adalah Georges Clemenceau. Beliau adalah pendiri koran La Justice (1880) dan pernah menjadi Perdana Menteri Perancis dalam dua periode, yakni 1906-1909 dan 1917-1920.

Selanjutnya ada L'Aurore (1897), dan L'Homme Libre (1913) yang merupakan penulis politik terkemuka.

Setelah kemerdekaan Indonesia pada 1946, Presiden Soekarno juga sempat berkunjung ke Stasiun Cibatu dalam rangkaian perjalanan menggunakan kereta api luar biasa melalui jalur selatan.

Sepanjang perjalanan tersebut, rakyat di kota-kota kecil meminta Soekarno untuk turun di setiap stasiun termasuk Stasiun Cibatu dan berpidato.

Baca Juga: WAJIB TAHU! Penumpang KRD Bandung Raya, Ada Perubahan Pelayanan KA Lokal di Stasiun Rancaekek

Stasiun Cibatu didirikan pada tahun 1889 setelah diresmikannya jalur kereta api yang menghubungkan Stasiun Cicalengka-Cilacap oleh perusahaan kereta api milik Pemerintah Belanda, Staatsspoorwegen (SS).

Pada tahun 1926 dibuka jalur baru yang menghubungkan Cibatu dengan Cikajang. Jalur kereta api Cibatu-Cikajang tercatat sebagai relasi jalur yang melewati rute jalur tertinggi di Pulau Jawa (+1200 m), namun sejak 1983 jalur kereta api Cibatu-Cikajang tidak beroperasi lagi.

Jika Anda mengunjungi Stasiun Cibatu saat ini, maka tidak jauh dari stasiun terdapat sebuah bangunan dipo lokomotif kecil yang dulunya menjadi lokasi perbaikan dan pemeliharaan lokomotif uap.

Baca Juga: Jadi Dessert Terbaik di Dunia, Ini Lokasi Penjual Pisang Goreng Enak di Bandung Lengkap dengan Harga

Seiring ditutupnya jalur Cibatu-Garut-Cikajang, dipo lokomotif Cibatu itu tidak lagi beroperasi sebagai salah satu dipo utama. Saat ini dipo lokomotif Cibatu hanya berstatus sebagai sub dipo.

Di salah satu area ujung Stasiun Cibatu terparkir lokomotif uap hitam jenis CC 50 30 atau dikenal dengan sebutan Lokomotif Si Gombar.

Tepat di depan stasiun ini telah dibangun Masjid Al Fattah dengan konsep bangunan Neo Futuristik Tropis yang mengkolaborasikan langgam lokal dan arsitek modern.

Bagi warga Bandung yang ingin berkunjung ke Garut dan turun di Stasiun Cibatu dapat naik kereta api (KA) Cikuray (Pasar Senen-Garut pp) maupun KA Lokal Garut Cibatuan (Purwakarta-Garut pp).***

Editor: Indra Kurniawan

Tags

Terkini

Terpopuler