Warga Jabar Miliki Peluang Kerja di Jepang, Ini Syaratnya

6 Agustus 2021, 09:49 WIB
Warga Jabar memiliki peluang untuk kerja di Jabar. /Ilustrasi prfmnews.id

PRFMNEWS - Pandemi Covid-19 menyebabkan angka pengangguran di Jawa Barat bertambah.

Untuk mengatasi masalah ini, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jawa Barat berencana mengirimkan ribuan tenaga kerja ke Negeri Sakura.

Kepala Disnakertrans Jabar Rachmat Taufik Garsadi mengatakan, saat ini negara Jepang sedang membutuhkan banyak tenaga kerja karena menurunnya tingkat kelahiran.

"Mau tidak mau kalau mau mempertahankan pertumbuhan ekonomi, harus didatangkan (tenaga kerja) dari luar," kata Rachmat saat on air di Radio PRFM 107,5 News Channel Kamis, 5 Agustus 2021 malam kemarin.

Baca Juga: Pamit dari Barcelona, Ini Klub Tujuan Lionel Messi?

Kata dia, dalam lima tahun ke depan Jepang membutuhkan hingga 350 ribu pekerja dari luar negeri termasuk dari Indonesia untuk bekerja di 14 bidang pekerjaan.

Bagi para pekerja yang berasal dari luar Jepang, Pemerintah Jepang telah membuat aturan Specified Skilled Worker (SSW).

Rachmat menjelaskan, dengan adanya SSW ini maka para pekerja migran di Jepang akan mendapatkan hak yang sama dengan pekerja domestik.

"Jadi yang memegang visa SSW ini sama dengan pekerja domestik haknya," jelasnya.

Sebelumnya Pemerintah Jepang hanya membuka program magang dengan maksimal gaji mencapai Rp12 juta.

Namun kini dengan adanya SSW maka pekerja dari luar Jepang bisa memperoleh gaji minimal Rp20 juta hingga Rp25 juta.

Baca Juga: Mulai September Pemerintah Salurkan Bantuan UKT 2021 untuk Mahasiswa PTN dan PTS, Begini Cara Dapatkannya!

Rachmat menjelaskan, pekerja dari Indonesia yang ikut dalam SSW ini masih sedikit dan kalah banyak dari Vietnam dan Kamboja.

Namun para pekerja dari Vietnam dan Kamboja ini banyak melakukan pelanggaran sehingga pemerintah Jepang mengalihkan SSW ini kepada pekerja asal Indonesia.

"Baru tahun sekarang gencar mempromosikan program SSW ini," terangnya.

Namun karena adanya pandemi, program SSW yang sudah sempat berjalan itu sempat terhenti.

Rachmat menjelaskan, dalam pelaksanaan program ini Pemerintah Jepang bekerja sama dengan lembaga pelatihan.

Baca Juga: Velentino Rossi Pensiun dari Ajang Balap MotoGP di Akhir Musim ini

Pemprov Jabar pun telah berkoordinasi dengan lembaga-lembaga tersebut.

"Banyak LSO ini di Jepang dan beberapa sudah kita kerjasama termasuk dengan perwakilannya yang ada di Indonesia," jelasnya.

Saat ini masih sedikit pekerja Indonesia yang memanfaatkan SSW dari pemerintah Jepang.

Alasan bahasa menjadi salah satu persoalan besar.

Kata Rachmat, secara skil pekerja Indonesia khususnya dari Jabar sudah memiliki skil yang mumpuni.

Baca Juga: Brunei Darussalam jadi Target Pemerintah Indonesia untuk Kerjasama Antarpelabuhan

Namun mereka masih terkendala bahasa sehingga masih sedikit pekerja Jabar yang bisa pergi ke Jepang.

"Paling berat itu di bahasa, dan ini harus dikeluarkan oleh lembaga khusus sehingga jarang ada yang berani daftar," katanya.

Untuk mengatasi bahasa ini, Disnakertrans Jabar telah bekerjasama dengan beberapa lembaga bahasa agar bisa dimanfaatkan masyarakat.

Bagi masyarakat yang berminat dalam program bisa menghubungi perusahaan yang membuka program SSW melalui website kementerian Ketenagakerjaan.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi

Tags

Terkini

Terpopuler