PRFMNEWS - Perdana Menteri Armenia, Nikol Pashinyan mengklaim negaranya berhasil mencapai kesepakatan dengan Azerbaijan tentang prinsip-prinsip dasar penyelesaian sengketa secara damai.
Meski begitu, Armenia dan Azerbaijan masih menggunakan bahasa diplomatik yang berbeda sehingga tidak memahami satu sama lain.
Nikol membeberkan hal ini dalam pembukaan sidang Majelis Parlemen Organisasi Keamanan dan Kerja Sama Eropa (OSCE) di ibu kota Armenia, Yerevan, baru-baru ini.
Nikol juga menyebut konflik berkepanjangan antara kedua negara terkait wilayah Karabakh telah menimbulkan kerugian.
Pernyataan Nikol disampaikan sehari setelah sidang Mahkamah Pidana Internasional (ICC) PBB terkait tuntutan Armenia terhadap Azerbaijan.
Armenia menuding Baku melanggar Konvensi Internasional mengenai Penghapusan Semua Bentuk Diskriminasi Rasial akibat meningkatnya ketegangan di Karabakh, belum lama ini.
Baca Juga: Deretan Rumah di Pinggir Sungai Cipamokolan Terancam Dirobohkan Usai Longsor Telan Korban Jiwa
Meski sejumlah badan PBB tegas menyatakan bahwa mereka belum mencatat adanya kasus sikap diskriminatif Azerbaijan terhadap warga etnis Armenia.
Sebelumnya pada September lalu, Armenia meratifikasi Statuta Roma, yang membentuk Mahkamah Pidana Internasional, dengan tujuan menuntut Azerbaijan atas tindakannya di Karabakh.