Angka Jemaah Haji Indonesia yang Sakit dan Meninggal Dunia Turun

- 9 Agustus 2022, 19:29 WIB
Angka Jemaah Haji Indonesia yang Sakit dan Meninggal Dunia Turun
Angka Jemaah Haji Indonesia yang Sakit dan Meninggal Dunia Turun /M.Arief Gunawan/PR

PRFMNEWS - Jumlah jemaah Indonesia yang sakit dan meninggal dunia di tanah suci untuk tahun ini menurun drastis. Kementerian Kesehatan optimisitis target untuk menurunkan angka kematian menjadi 1 per mil bisa tercapai.

Kepala Pusat Kesehatan (Kapuskes) Haji Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Dr Budi Sylvana mengatakan, pelayanan Klinik Kesehatan haji Indonesia (KKHI) Madinah sampai saat ini masih berjalan sampai dengan 13 Agustus mendatang. Meskipun begitu, dia optimistis angka penurunan kematian menjadi 1 per mil akan terpenuhi.

“Tentunya ini bukan angka absolut karena memang jumlah jemaahnya juga sedikit. Namun untuk angka per milnya yaitu target 1 per mil bisa tercapai. Mungkin tahun ini yang pertama dalam sejarah perjalanan ibadah haji,” kata Budi, di KKHI Madinah, kemarin.

Baca Juga: Kepulangan Jemaah Haji Indonesia Kloter Surabaya Sempat Diwarnai Badai Pasir Saat di Madinah

Penurunan angka sakit dan kematian tersebut, menurut Budi, karena memang pihaknya sejak awal telah melakukan berbagai langkah antisipasi. Selain langkah-langkah spesifik ada pula berbagai terapi dan promosi kesehatan. Para jemaah juga menjalani pemeriksaan ulang di KKHI dengan medical chekck up.

“Ada juga formasi 30, dimana tenaga kesehatan yang ada di kloter menangani 30 jemaah yang paling berisiko di kloternya. Memang dengan hanya satu dokter dan satu perawat tidak mungkin mengcover semua jemaah. Oleh karena itu. Kami fokus ke-30 jemaah itu. Mereka dipantau kesehatannya terus menerus. Alhamdulilah sejauh ini berhasil,” tutur Budi.

Selain itu, pihaknya juga mulai melakukan digitalisasi dalam pelayanan kesehatan dengan menyediakan jam pintar bagi jemaah dengan risiko kesehatan. Menurut dia, ke depan digitalisasi dalam pelayanan kesehatan mutlak diperlukan. Dari uji coba yang diilakukan tahun ini sudah cukup berhasil untuk memonitor data kesehatan para jemaah.

Baca Juga: Badai Pasir Warnai Kepulangan Jemaah Haji di Madinah

“Tahun ini untuk pelayanan kesehatan hampir semuanya sudah menggunakan telejemaah. Penggunaan teknologi ke depan tak terelakan dan di Arab Saudi hal itu sudah mulai dilakukan. Hal itu tentu bisa semakin memudahkan untuk memonitor dan mengontrol kesehatan jemaah,” ujarnya.

Masih dirawat

Sementara itu, jumlah pasien yang masih dirawat di Arab Saudi saat ini berjumlah 14 orang. Sebanyak 12 pasien dirawat di KKHI Madinah, sementara dua orang dirawat di rumah sakit Arab Saudi. Dari jumlah itu sebagain besar menderta penyakit jantiung dan saluran pernafasan.

Budi berharap, semua pasien yang dirawat bisa pulang sebelum pelayanan KKHI berakhir pada 13 Agustus. Namun, jika tidak memungkinkan paisen tidak perlu khawatir karena kesehatan akan terus dimonitor sampai dengan jemaah dianyatakan layak pulang menggunakan pesawat terbang.

Untuk itu, pihaknya nanti akan berkonsultasi dengan Kantor Urusan Haji (KUH) dan Konsulat jenderal Republik Indonesia untuk mengatur kepulangan pasien yang sakit setelah masa layanan berakhir.

Baca Juga: Pulang ke Tanah Air, Menag Apresiasi Petugas PPIH Layani Jemaah Haji

“Saat ini ada lima pasien yang siap dipulangkan ke tanah air. Sisanya masih menunggu. Untuk yang dirawat di rumah sakit Arab Saudi ya memang kasusnya agak berat. Kami juga intensif melakukan kunjungan dan berkonsultasi tentang kesehatan mereka. Mudah-mudahan mereka bisa sembuh dan dinyatakan layak pulang ke tanah air,” kata Budi.

Pada kesempatan itu, Budi juga mengimbau agar para jemaah haji Indonesia yan masih berada di Madinah bisa menjaga kesehatannya. Saat ini masih ada sekitar 13.000 jemaah yang belum pulang ke tanah air.

Dia mengingatkan kondisi cuaca di Madinah saat ini cukup ektrem. Terkadang panas terik kemudian turun hujan. Bahkan dalam beberapa hari terakhir terjadi badai pasir. Hal itu berpotensi menganggu kesehatan jemaah.

“Badai pasir bisa memicu sakit pernapasan seperti asma. Oleh karena itu kami mengimbau jemaah tetap menggunakan masker saat berada di luar ruangan. Bahkan jika bisa tak keluar dari hotel dahulu sampai badai reda,” ujarnya.***

Editor: Rizky Perdana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x