Selain Corona, Kekerasan Juga Ancam Perempuan di Meksiko

- 28 April 2020, 16:16 WIB

BANDUNG,(PRFM) – Kasus kematian akibat pandemi virus corona di dunia terus bertambah setiap harinya. Virus corona saat ini menjadi virus mematikan dan menjadi ancaman bagi kehidupan manusia.

Namun di Meksiko, hal yang paling mematikan adalah kekerasan terhadap perempuan. Di negara tersebut, hampir 1.000 perempuan terbunuh dalam tiga bulan pertama 2020.

Menurut data pemerintah, hal ini terjadi dikarenakan lonjakan tindakan kekerasan yang dipicu aturan karantina semasa pandemi virus corona.

Sehingga, berdasarkan angka tersebut menempatkan perempuan Meksiko di dalam bahaya ganda.

"Pandemi paling mematikan bagi wanita di negara kami. Hal yang lebih mematikan dari virus corona adalah kekerasan terhadap perempuan," ucap Anggota Kongres Meksiko Martha Tagle dari partai oposisi Partai Gerakan Warga.

Baca Juga: Bertambah, Pasien Sembuh Covid-19 di Indonesia Menjadi 1.254 orang

"Hari ini, kekerasan adalah ancaman terbesar bagi semua hak asasi perempuan yang telah kita akui dengan upaya besar," ungkapnya kepada Thomson Reuters Foundation sebagaimana dilaporkan Antara.

Pemerintah Meksiko mencatat, sebanyak 14.000 kasus positif virus corona telah dikonfirmasi. Sebanyak 1.300 kematian terjadi meski tingkat pengujian rendah. Dan, 420 kasus kematian di antaranya adalah perempuan.

Setidaknya 720 perempuan dibunuh pada kuartal pertama tahun ini. Kemudian, sebanyak 244 perempuan adalah korban pembunuhan berbasis kebencian terhadap jenis kelamin tertentu.

Artikel ini telah tayang di depok.pikiran-rakyat.com dengan judul "Hampir 1.000 Perempuan Dibunuh, Karantina karena Corona di Meksiko Diduga Ikut Jadi Pemicu"

Tahun lalu, setidaknya 890 wanita dibunuh di Meksiko dipicu kekerasan berbasis gender yang tersebar luas di negara Amerika Latin.

Baca Juga: DPR Minta Kementan Alihkan Anggaran Pelatihan untuk Atasi Krisis Pangan

Menurut Badan statistik nasional Meksiko, dua pertiga perempuan di Meksiko mengalami beberapa bentuk kekerasan dan 44 persennya dilakukan oleh pasangannya.

Kesadaran feminisme telah meningkat lebih dari dua kali lipat dalam 5 tahun terakhir. Namun, kekerasan geng telah mendorong tingkat pembunuhan ke rekor tertinggi. Sebagian besar kejahatan kekerasan di Meksiko tidak terpecahkan.

Para pegiat feminisme di Meksiko khawatir apabila aturan karantina wilayah diperpanjang akan menyebabkan tingkat kekerasan semakin memburuk.

"Ini mengerikan. Saya pikir lebih banyak perempuan bisa tewas karena aksi kekerasan daripada COVID-19 pada periode ini," ucap Patricia Olamendi, pengacara yang mewakili korban kekerasan di Meksiko.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi

Sumber: Permenpan RB REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x