Jiyaad biasa berjualan di sekitar Pet Park, Jalan Ciliwung. Sambil menunggu pelanggan, ia mengisi waktu dengan membaca komik Jepang atau mendengarkan musik dari tape jadul yang setia dibawa saat jualan.
Baca Juga: Paniknya Seorang Suami Saat Istrinya Temukan Nama Sang Mantan di Skripsinya
“Awal jualan pasti ke Pet Park sini dulu, kalau sepi baru keliling aja ke Asia Afrika, Braga, Jalan Merdeka, kalau ada yang manggil baru saya berhenti layanin,”ungkap remaja pecinta komik Fullmetal Alchemist itu.
Ada banyak varian minuman teh racikan yang ia tawarkan dengan campuran bunga kering antara lain melati, rosella, jasmine, chamomile, lavender, chrysanthemum, rosemary, rose, saffron dan lainnya.
Penyajian semua minuman dilakukan mendadak saat dipesan pembeli dengan cara diseduh. Semua varian menu dibanderol Rp8.000 per cup atau Rp15.000 jika disajikan di teko.
Dengan modal awal sekira Rp2,5 juta, Jiyaad mengaku penjualan minuman tehnya masih sepi pembeli.
“Peminatnya masih minim, paling sehari kejual 3 sampai 5 cups, biasanya yang favorit excalibur campuran green tea, peppermint, kulit jeruk kering, daun lemon kering,” tutur Jiyaad.
Jiyaad memilih bahan baku teh yang ia pesan dari petani lokal Jawa Barat seperti Malabar, Rancabali, Kecapi dan lainnya.
“Saya sengaja ambil tehnya dari petani lokal, soalnya pengen sekalian angkat pamor hasil kebun mereka yang punya kualitas bagus,” ucap remaja dua bersaudara itu.