Network
PRFMNEWS – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung memberikan relaksasi bagi 9 bioskop di kota Bandung. Dengan demikian, bioskop yang berada di dalam pusat perbelanjaan itu diperbolehkan buka mulai hari ini, 9 Oktober 2020.
Sebelumnya, sebanyak 15 bioskop yang tersebar di Kota Bandung telah mengajukan diri untuk kembali buka di masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB). Setelah dilakukan peninjauan dan simulasi bersama Gugus Tugas, hanya 9 bioskop yang dinilai siap beroperasi dengan penerapan protokol kesehatan.
Menanggapi hal itu, Pengurus Pusat Asosiasi Analis Kebijakan Indonesia, Trubus Rahardiansyah mengatakan pembukaan bioskop tersebut merupakan solusi terbaik saat ini di tengah penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional.
Baca Juga: Tanggapi UU Cipta Kerja, Mahfud MD: Tidak Ada Pemerintah yang Ingin Menyengsarakan Rakyat
“Bukanya bioskop itu menurut saya kebijakan yang bisa dikatakan win win solution dalam konteks antara penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional,” ujarnya saat on air di Radio PRFM 107,5 News Channel, Kamis 8 Oktober 2020.
Ia menyebut, selama hampir 8 bulan pandemi Covid-19 di Indonesia berlangsung, bioskop disebutnya sebagai bagian yang tak kunjung mendapatkan solusi.
“Dengan kondisi 7-8 bulan (Covid-19-red) berjalan, tidak mungkin pengusaha itu dan di dalamnya ada ratusan karyawan yang mencari nafkah disitu terkatung-katung tidak ada kepastian,” ungkap Trubus.
Baca Juga: Bioskop di Kota Bandung Buka Mulai 9 Oktober
Menurut Trubus, yang terpenting ketika bioskop dibuka adalah pengelola bisa menjamin pihaknya untuk menerapkan protokol kesehatan secara ketat, seperti memakai masker, menjaga jarak dan lain sebagainya.
“Menurut saya pembukaan bioskop dalam waktu dekat atau itu menurut saya suatu kebijakan yang tepat dalam rangka untuk menghidupkan kegiatan perekonomian. Hanya persoalannya kan bagaimana dengan kondisi zona merah di Bandung, maka sebenarnya bagaimana pihak pengelola harus menerapkan protokol kesehatan secara ketat,” tuturnya.
Baca Juga: IDI Khawatir Aksi Demonstrasi Tolak Omnibuslaw Picu Klaster Baru Covid-19
Di samping itu, ia menilai daya beli masyarakat saat ini pun tidak dalam kondisi normal. Hal itu terlihat sejak mal dibuka ternyata tidak banyak masyarakat yang datang ke mal.
“Sejak mal dibuka itu tidak otomatis masyarakatnya berduyun-duyun disitu. Malah yang terjadi disitu agak sepi pengunjung. Karena memang masyarakat bukan hanya takut karena Covid-19 tapi memang daya beli masyarakatnya sangat turun drastis,” tukasnya.***
