KNKT Ungkap Kejanggalan di Ruang PPKA Cicalengka dan Haurpugur Tepat Sebelum Tabrakan 2 Kereta Terjadi

- 18 Februari 2024, 15:30 WIB
Kereta Api Turangga dan Kereta Api Bandung Raya berhenti di mana saja? Ini update terbaru kecelakaan tabrakan di Cicalengka hari ini.
Kereta Api Turangga dan Kereta Api Bandung Raya berhenti di mana saja? Ini update terbaru kecelakaan tabrakan di Cicalengka hari ini. /Kantor SAR Bandung

PRFMNEWS – Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengungkap terjadi kejanggalan pada sistem persinyalan di Stasiun Cicalengka dan Stasiun Haurpugur beberapa saat sebelum kecelakaan tabrakan antara Kereta Api (KA) 65A Turangga relasi Surabaya Gubeng-Bandung dan KA 350 Commuter Line (CL) atau KRD Lokal Bandung Raya relasi Padalarang-Cicalengka pada Jumat, 5 Januari 2024 lalu.

Dari hasil investigasi KNKT terkait penyebab kecelakaan tabrakan KA Turangga dan KA Lokal Bandung Raya ini terungkap bahwa sistem interface persinyalan yang dilihat petugas Pengatur Perjalanan Kereta Api (PPKA) Stasiun Cicalengka dan Haurpugur di layar monitor ruang PPKA masing-masing stasiun mengalami anomali atau gangguan.

Anomali pada sistem interface persinyalan ini merupakan bentuk kejanggalan sebab kondisi tersebut terjadi tanpa kendali PPKA Cicalengka maupun PPKA Haurpugur atau disebut sebagai uncommanded signal. Padahal sistem tersebut sangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan PPKA untuk memberangkatkan KA dari masing-masing stasiun.

Baca Juga: Polda Jabar Duga 2 Mobil Caleg di Cianjur Sengaja Dibakar, Begini Kronologinya Menurut Saksi Mata

Diketahui bahwa sistem persinyalan di Stasiun Cicalengka masih berupa sinyal mekanik, sementara Stasiun Haurpugur sudah menggunakan sinyal elektrik. Masing-masing PPKA di kedua stasiun tersebut dapat memahami terjemahan tanda sinyal yang berbeda tersebut melalui alat interface yang terpasang di ruang PPKA Haurpugur dan Cicalengka.

“Tabrakan KA Turangga dan CL Bandung Raya terjadi akibat adanya sinyal yang dikirim sistem interface tanpa perintah peralatan blok mekanik (uncommanded signal) Stasiun Cicalengka yang terproses oleh sistem interlocking (pengaman otomatis) blok elektrik Stasiun Haurpugur,” kata Investigator Kecelakaan Perkeretaapian KNKT Gusnaedi Rachmanas saat konferensi pers di Jakarta, Jumat 16 Februari 2024.

Uncommanded signal tersebut, lanjut pria yang akrab disapa Edi itu, kemudian ditampilkan pada layar monitor di ruang PPKA Stasiun Haurpugur sebagai indikasi seolah-olah telah diberi “Blok Aman” (petak jalan aman dilintasi KA) oleh PPKA Cicalengka. Indikasi telah diberi blok aman ini berdampak pada proses pengambilan keputusan untuk memberangkatkan KA Lokal Bandung Raya menuju Stasiun Cicalengka.

Baca Juga: KNKT Ungkap Alasan PPKA Haurpugur Tidak Angkat Telepon PPKA Cicalengka Sebelum Tabrakan 2 KA Terjadi

Kemudian, beberapa saat setelah KA Lokal Bandung Raya berangkat dari Stasiun Haurpugur, sistem persinyalan elektrik mengirim sinyal “Warta Lepas” (info berangkat) KA tersebut menuju Stasiun Cicalengka. Input ini menyebabkan indikator blok mekanik Stasiun Cicalengka berubah menunjukkan “Blok Ke Haurpugur” berubah menjadi putih.

Indikator blok mekanik pada sistem interface berubah berwarna putih secara uncommanded signal tersebut menandakan seolah-olah PPKA Cicalengka dapat melayani KA Turangga melintas langsung di Stasiun Cicalengka ke arah Stasiun Haurpugur. Padahal, kondisi anomali serupa juga terjadi di Stasiun Haurpugur sehingga terjadilah tabrakan “adu banteng” antara kedua KA yang sama-sama telah diberangkatkan dari masing-masing stasiun tersebut.

Halaman:

Editor: Indra Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah