TPA Sarimukti Dibatasi, Kafe dan Restoran di Kota Bandung Diminta Zero Waste

- 25 Januari 2024, 07:00 WIB
Ilustrasi gaya hidup zero waste atau nol sampah.
Ilustrasi gaya hidup zero waste atau nol sampah. /Pexels/Marta Ortigosa

PRFMNEWS - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mendorong kepada pengusaha kafe dan restoran untuk menerapkan konsep Zero Waste atau Nol Sampah sebagai salah satu solusi mengurangi pembuangan sampah ke TPA Sarimukti yang hingga kini masih dibatasi kuotanya dan khusus sampah residu saja.

Konsep Zero Waste oleh para pengusaha kafe dan restoran di Kota Bandung ini diwujudkan melalui upaya pengolahan sampah dari sumbernya secara mandiri. Selain memilah sampah organik, anorganik dan residu, mereka didorong untuk menerapkan berbagai metode pengolahan sampah.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung, Dudy Prayudi mengatakan, komposisi sampah dari kafe dan restoran sejauh ini didominasi oleh sampah organik dan sisanya masih bisa diolah kembali untuk memiliki nilai jual.

"Komposisi sampah di kafe dan resto 50-60 persen organik dan 40 persen high value, seperti botol minuman itu punya nilai tinggi," kata dia pada kegiatan Sosialisasi Pengelolaan Sampah Bagi Pengurus Kafe dan Resto di Kota Bandung berlokasi di Hotel Cipaku, Selasa 23 Januari 2024.

Sementara jumlah sampah residu yang dihasilkan oleh tempat kuliner di Kota Bandung, menurutnya, sangat minim. Bahkan jika dikirim ke TPS, jumlah sampah residu dari kafe dan resto sangat kecil diperkirakan hanya sekitar 10 persen.

Atas hal tersebut, Dudy mengajak kepada para pengusaha untuk mampu mengolah sampah mulai dari sumbernya. Bahkan kafe dan resto diupayakan untuk zero waste.

"Kalau lihat di lapangan atau di TPS, sampahnya masih campur. Maka kami imbau para pengusaha yang tergabung dalam Asosiasi Kafe dan Resto (Akar) Kota Bandung secara bersama menyelesaikan sampah di sumbernya," imbau Dudy.

Ia berharap para pengusaha tempat makan di Kota Bandung mampu mereplikasi berbagai success story yang telah dilakukan oleh pengusaha lainnya. Sehingga mampu menerapkan dengan maksimal sebagai upaya pengurangan sampah.

"Contohnya, Rumah Makan Sindang Reret mampu melakukan pengolahan sampah. Tinggal masalah komitmen kita mau selesaikan sampah di sumbernya secara mandiri. Sudah banyak success story di Kota Bandung, sehingga para pelaku usaha harus bisa replikasi oleh teman - teman ini sehingga bisa diterapkan di tempat kerjanya," ungkapnya.

Halaman:

Editor: Indra Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x